Juru bicara pemberontak Felix-Jean Ntahonkuriye, dari faksi pecahan Pasukan Pembebasan Nasional (FNL), mengatakan orang-orang bersenjata menyerbu satu pos militer sekitar senja Minggu, 20 kilometer (12 mil) di utara ibu kota Bujumbura, menewaskan enam tentara.
"Mereka mengambil senjata dan amunisi," katanya kepada AFP, dengan orang-orang bersenjata melarikan diri ke rawa-rawa di sepanjang perbatasan dengan Republik Demokratik Kongo timur.
Burundi, satu negara kecil di wilayah Great Lakes Afrika, muncul pada tahun 2006 dari 13 tahun perang sipil brutal dan iklim politik yang masih rentan menjelang pemilihan presiden pada Juni 2015.
Juru bicara Angkatan Darat Kolonel Gaspard Baratuza mengkonfirmasi "tembak-menembak" antara tentara dan pemberontak, tetapi mengatakan, satu-satunya kematian adalah salah satu penyerang.
Bagian utama dari FNL menandatangani perjanjian perdamaian 2009 dan sejak itu menjadi partai politik.
Tetapi para pemberontak yang masih berjuang telah mengklaim satu serangan kuat tahun ini, dan bersumpah untuk "mengintensifkan" serangan mereka saat mendekati pemilu.
Sebaliknya pihak tentara menolak dan mengatakan ancaman pemberontak bukan ancaman serius.
(Uu.H-AK)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014