BI tidak pernah meninggalkan pasar, apabila perlu kami melakukan bentuk-bentuk intervensi.
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menegaskan akan tetap melakukan intervensi terukur di pasar keuangan dalam upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"BI tidak pernah meninggalkan pasar, apabila perlu kami melakukan bentuk-bentuk intervensi. Tentu kami akan lakukan intervensi secara terukur," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui usai rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Senin.
Rupiah yang mengalami depresiasi dalam dua minggu terakhir, menurut Agus memang terjadi karena adanya tekanan eksternal, terutama normalisasi kebijakan Bank Sentral AS (The Fed).
Ia menuturkan, pelemahan nilai tukar juga dialami oleh negara-negara berkembang khususnya di kawasan regional.
"Secara umum, apabila ada pelemahan rupiah itu karena kondisi dunia. Kami akan selalu siap di pasar," kata Agus.
Berdasarkan kurs JISDOR BI Senin, rupiah berada di level Rp12.212 per dolar AS, kembali melemah dibandingkan pada Jumat (3/10) lalu sebesar Rp12.144 per dolar AS.
"Nilai tukar memang mengalami depresiasi dalam dua minggu terakhir (per September 2014) tapi secara month to month (bulan ke bulan) 1,57 persen dan secara year to date 0,12 persen," ujar Agus.
Agus juga kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak menargetkan nilai tukar rupiah pada level tertentu yang ingin dicapai oleh bank sentral.
"Tapi kita selalu yakinkan stabilitas akan kita jaga dalam kisaran yang sehat," kata Agus.
(C005)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014