Bogor, (ANTARA News) - Virus flu burung (H5N1) terbukti tidak menyebar dari satu negara ke negara lain melalui migrasi burung air, kata Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Departemen Kehutanan, M Arman Mallongan, di Bogor, Senin (6/11). "Sampai saat ini belum ditemukan bukti dari penelitian sampel darah burung air migran yang singgah di Indonesia mengandung virus flu burung," kata Mallongan di sela pembukaan Pertemuan Komite Konservasi Burung Air Migran Asia-Pasifik (MWCC) ke-11. Ia mengatakan, hal tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Komite Nasional Pengendalian Flu Burung melalui Satuan Tugas (Satgas) pengendalian "avian influenza" pada burung liar dan satwa liar, di lokasi-lokasi burung air migran yang memiliki akses interaksi dengan pemukiman masyarakat atau cluster yang terindikasi virus H5N1. Di lokasi seperti pantai Trisik, Yogyakarta, dan pantai Eretan, Indramayu, Satgas telah meneliti 695 ekor burung air migran dengan mengambil sampelnya dan diberi tanda (tag) untuk kemudian dilepaskan kembali. "Dari jumlah tersebut, 334 ekor burung air yang kembali dan diambil sampel darahnya, menunjukkan semuanya negatif virus flu burung," katanya. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan peneliti di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Pusat Pengetahuan Birdlife Indonesia, Pete Wood, bahwa flu burung belum terbukti menyebar melalui burung migran karena sampai kini wabah flu burung belum terjadi di Australia. Padahal, ujarnya, Australia adalah salah satu tempat tujuan bagi burung migran setiap tahunnya. "Jika benar virus H5N1 menyebar melalui burung air migran, seharusnya kini sudah ada yang terjangkit flu burung di Australia," katanya. Selain itu, kata Wood, berdasarkan penelitian terhadap sampel darah burung-burung air migran di Australia menunjukkan hasil yang negatif. "Penelitian itu dimulai sekitar tahun 2003, dan hasilnya negatif virus flu burung," katanya. Meski demikian, ia mengatakan, kemungkinan penyebaran masih ada. "Kita jangan sampai lengah karena segala kemungkinan bisa terjadi, apalagi migrasi burung air dapat melintasi batas negara secara bebas," katanya.(*)
Copyright © ANTARA 2006