Banjarmasin, (ANTARA News) - Kondisi udara wilayah Provinsi Kalimantan Selatan yang diselimuti kabut asap berkepanjangan saat ini dinyatakan pada tingkat memprihatinkan dan masuk kategori membahayakan bagi kesehatan manusia. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel drg H Rosehan Adhani kepada wartawan disela-sela menyaksikan kegiatan pengobatan gratis kepada anak sekolah dan pembagian masker gratis di kawasan Landasan Ulin Banjarbaru bersama Gubernur Kalsel Drs Rudy Ariffin dan Wakil Gubernur Kalsel Rosehan NB serta Walikota Banjarbaru, Senin (6/11). Berdasarkan hasil pantauan alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) per 30 Oktober 2006 tercatat tingkat partikel udara mencapai 600 pada tiga titik rawan kabut asap yaitu Kabupaten Banjar, Banjarbaru dan Banjarmasin. Padahalnya udara akan dikatakan sehat bila ISPU hanya berkisar antara 50 hingga 100, tetapi bila angka menunjukan 100 hingga 300 sudah dikatakan tidak sehat, dan bila diatas 300 maka bisa disebutkan berbahaya. Melihat kondisi demikian pihak pemerintah Kalsel telah berinisiatif untuk membagi-bagikan masker kepada masyarakat, khususnya mereka yang beraktivitas di luar rumah, seperti pedagang, pekerja kantor, pelajar dan mahasiswa serta pekerja lainnya. Disebutkan, bukti kian berbahayanya udara Kalsel ditandai dengan meningkat secara pesat mereka yang terkena penyakit asma, jantung, dan inpeksi saluran bagian atas (Ispa) yang melakukan pengobatan ke rumah sakit dan Puskesmas. Guna menghindari dampak dari kabut asap tersebut maka pemerintah Kalsel telah membagi-bagian sedikitnya 110 ribu buah masker kepada masyarakat di Kabupaten/kota se-Kalsel, selain itu akan disediakan sedikitnya 90 ribu masker lagi. "Pada kegiatan hari ini ada sekitar 8000 buah masker yang dibagi-bagikan secara gratis kepada masyarakat, khususnya di tiga lokasi titik rawan asap. Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan kota Banjarmasin," kata Rosehan Adhani yang juga mantan Kepala dinas Kabupaten Banjar. Ketika ditanya mengenai operasi pengobatan gratis dan pembagian masker itu diutamakan kepada anak sekolah, ia menyebutkan anak sekolah khususnya murid SD cukup rentan terhadap dampak kabut asap, karena itu agar mereka tidak terganggu belajar maka diberikan bantuan pengobatan dan pembagian masker. Berdasarkan hasil pemeriksaan gratis tersebut ternyata hanya beberapa anak murid sekolah saja yang mengalami penderita Ispa. Sedangkan laporan khusus mengenai adanya korban pingsan apalagi sampai meninggal memang belum ada, tetapi jumlah pasien sejak dua bulan terus meningkat.(*)
Copyright © ANTARA 2006