Dia menjelaskan, penyebab kebakaran dipicu arus listrik, kompor gas, kembang api dan mercon. Kebakaran terjadi di delapan Kecamatan yang ada di Kota Jambi.
"Kita ada delapan Kecamatan, titik-titik kebakaran ada ditiap Kecamatan dan umumnya pemukiman padat penduduk. Penyebabnya didominasi arus listrik," kata Ridwan.
Jika dirata-ratakan, kata Ridwan, dalam satu bulan berarti insiden kebakaran yang terjadi di Kota Jambi sebanyak 8-9 kali. "Data itu dari Januari hingga akhir September 2014," katanya.
Terkait kesiapan armada, Ridwan mengatakan saat ini Kota Jambi memiliki 14 unit armada pemadam kebakaran. Dengan jumlah penduduk dan luas wilayah, rasio itu belum berimbang.
"Soal armada tetap dilakukan peningkatan, kami juga minta bantuan Pemerintah Provinsi Jambi mengingat terbatasnya anggaran pemerintah kota Jambi, tahun depan kita upayakan ada penambahan," jelasnya.
Sementara untuk pos pemadam, kota Jambi baru memiliki lima pos. Satu pos katanya bisa melindungi 30 ribu masyarakat. "Sebenarnya pos itu harus kita miliki sekitar 20 untuk memudahkan menangani bencana. Sebab satu pos melindungi 30 ribu masyarakat dan penduduk kota Jambi saat ini sudah sekitar 600 ribu jiwa," ungkapnya.
Kendala di lapangan yang ditemui ketika menangani kebakaran, katanya, padatnya aktivitas di jalan raya, ramainya aktivitas warga dan jalan pemukiman yang sempit dan padat. Namun, kata Ridwan, itu tidak mengurangi semangat petugas untuk menangani bencana kebakaran.
Ridwan meminta kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai kebakaran terutama dimusim kemarau. Sebab katanya, penanggulangan bencana kebakaran bukan semata-mata tanggung jawab dinas Pemadam Kebakaran saja, tapi juga pihak swasta dan masyarakat.
Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014