gaya politik yang dipertontonkan Koalisi Merah Putih tidak lagi mengenal rasa empati. Siapa yang akan menjadi korban atau dikorbankan, bukan menjadi urusan KMP"
Kupang (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Nusa Cendana, Kupang, Nusa Tenggara Timur, David Pandie, menilai Koalisi Merah Putih ingin menggusur-ratakan apa pun di hadapannya tanpa menggunakan akal sehat.
"Apa yang dilakukan Koalisi Merah Putih (KMP) di Senayan saat ini seperti layaknya sebuah buldoser. KMP mengandalkan kekuatan politik yang ada untuk menggusur-ratakan lawan-lawan politiknya tanpa lagi menggunakan akal sehat, nurani dan moral politik," katanya di Kupang, Jumat.
Pandie juga melukiskan Koalisi Merah Putih seperti banteng liar yang tengah menyeruduk siapa pun yang ada di hadapannya.
"Artinya, gaya politik yang dipertontonkan Koalisi Merah Putih tidak lagi mengenal rasa empati. Siapa yang akan menjadi korban atau dikorbankan, bukan menjadi urusan KMP. Ini yang saya amati," sambung dia.
Dia mengatakan jika KMP tetap solid dan kuat, bukan tidak mungkin pimpinan komisi dan alat kelengkapan dewan di DPR juga akan dikuasai KMP.
"Kan mekanisme pemilihan pimpinan komisi dan alat kelengkapan dewan sama dengan pemilihan pimpinan DPR, seperti diatur dalam UU MD3. Yakni, para pemangku jabatan di parlemen akan dipilih langsung oleh anggota DPR dan sudah pasti KMP akan menguasai," katanya.
Paripurna pemilihan pimpinan DPR Kamis dini hari lalu memilih paket yang diajukan KMP dengan formasi ketua Setya Novanto dari Golkar, dan empat wakil ketua, masing-masing Fadli Zon dari Gerindra, Agus Hermanto dari Demokrat, Taufik Kurniawan dari PAN dan Fahri Hamzah dari PKS.
Sementara empat fraksi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat yakni PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Hanura walk out dari ruang sidang.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014