Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono yakin kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS), George W. Bush, selama 10 jam ke Indonesia pada 20 November 2006 tidak akan mengandung tekanan politik dan militer terhadap Indonesia guna melindungi kepentingan mereka di kawasan ini. "Tidak ada tekanan militer dan politik kepada kita," kata Juwono kepada pers di Kantor Kepresidenan Jakarta, Senin pagi, sebelum menghadiri sidang kabinet paripurna yang agendanya antara lain membahas upaya memberantas penyelundupan. Juwono mengatakan materi pembicaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Bush adalah pada sektor pendidikan, kesehatan, serta penanganan bencana alam. Ia mengatakan pula Indonesia akan terus memelihara hubungan dengan berbagai negara, baik dari Barat maupun Timur, dalam memperoleh alat utama sistem senjata (Alutsista). "Kita akan memelihara keseimbangan dengan semua negara, baik AS, Rusia, India, maupun Korea Selatan, untuk memperoleh Alutsista," kata Juwono. Keseimbangan itu harus dipertahankan, karena Indonesia sudah pernah memiliki pengalaman buruk akibat embargo yang dilancarkan Washington dan sekutunya yang mengakibatkan Indonesia tidak bisa memperoleh senjata dan berbagai peralatan militer lainnya dalam waktu yang cukup lama. Sehubungan dengan rencana kunjungan orang nomor satu AS itu, ratusan orang yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia pekan lalu menggelar demonstrasi di depan Kedubes AS di Jakarta untuk menentang rencana kunjungan tersebut. Mereka menuduh Bush dan AS sebagai "teroris yang sesungguhnya" yang telah merusak berbagai negara Islam. (*)
Copyright © ANTARA 2006