posisinya terlalu berdempetan antara jalan dan pertokoan atau pemukiman.

Jakarta (ANTARA News) - Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta mengakui kesulitan membangun jalur hijau jalan di kawasan padat penduduk dan pertokoan karena keterbatasan lahan.

"Kami kesulitan membangun jalur hijau jalan di kawasan yang lahannya terbatas karena posisinya terlalu berdempetan antara jalan dan pertokoan atau pemukiman," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Nandar Sunandar, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan antisipasi sempitnya jalan seperti kawasan pertokoan Harmoni, Glodok, Hayam Wuruk, Gajah Mada, Gunung Sahari dan daerah lainnya adalah dengan meletakkan tanaman di atas trotoar.

"Jumlah tanaman yang kita letakkan di jalur hijau jalan yang padat dan trotoarnya kecil tidak terlalu banyak supaya pejalan kaki tidak terganggu serta pihak pertokoan tidak tertutup," katanya.

Ia mengatakan untuk kawasan yang jalur hijau jalannya lebar seperti Gatot Subroto, Sudirman, MH Thamrin masih bisa dilakukan penghijauan dengan menanam pohon-pohon.

"Di jalur Gatot Subroto mempunyai luas jalur hijau yang cukup makanya disana kami bisa leluasa lakukan penghijauan dan kita tanam pohon-pohon besar," katanya.

Selain itu, ia menyayangkan sikap warga yang menggunakan jalur hijau jalan dan trotoar untuk berjualan, parkir kendaraan dan lalu lintas kendaraan bermotor.

"Seharusnya warga turut menjaga jalur hijau jalan dan trotoar serta menggunakannya sebagaimana fungsinya, membuat jalur hijau itu kan pakai uang warga Jakarta," katanya.

(SDP-79)

Pewarta: M Agung Rajasa
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014