Buat kami, kemakmuran dan kestabilan Afghanistan sangat penting
Islamabad (ANTARA News) - Pakistan pada Kamis, menyambut baik kesepakatan keamanan kontroversial AS-Afghanistan, yang memungkinkan hampir 12.000 prajurit Amerika dan NATO tetap berada di Afghanistan setelah 2014.
"Pakistan mendukung setiap gagasan yang bertujuan mewujudkan kestabilan di tetangga kami di sebelah barat karena perdamaian yang langgeng adalah kepentingan kami juga," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Tasnim Aslam.
"Afghanistan adalah negara berdaulat. Hak mereka lah untuk mencapai kesepakatan dengan setiap negara. Sementara itu, kami mengharapkan yang terbaik buat Afghanistan dan kami akan terus memfasilitas semua upaya, sejauh mungkin, untuk menciptakan kestabilan, predamaian dan kemakmuran di Afghanistan," kata wanita juru bicara itu dalam taklimat mingguan, sebagaimana dikutip Xinhua.
Ia mengatakan Pakistan juga menyambut baik peralihan politik secara damai di Afghanistan dan mengucapkan selamat kepada pemimpin Afghanistan atas kesepakatan pembagian kekuasaan.
"Harapan kami ialah peralihan politik damai ini akan membantu Afghanistan menuju kestabilan yang lebih besar," katanya. Ia menambahkan, "Buat kami, kemakmuran dan kestabilan Afghanistan sangat penting."
Pemerintah Presiden Ashraf Ghani menandatangani Kesepakatan Keamanan Bilateral, sehari setelah ia memangku jabatan sebagai Presiden Afghanistan pekan ini. Langkah besar itu dilakukan saat Presiden Ashraf Ghani berusaha memperbaiki hubungan dengan Washington.
Hamid Karzai, yang selesai masa jabatannya sebagai presiden Afghanistan pada Senin (29/9), telah menolak menandatangani persetujuan tersebut -- suatu ketaksepakatan yang melambangkan pecahnya hubungan Afghanistan-AS setelah optimisme tahun 2001, ketika Taliban digulingkan dari tampuk kekuasaan.
Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan Hanif Atmar dan Duta Besar AS James Cunningham menandatangani persetujuan keamanan dua-pihak (BSA) dalam suatu upacara di Istana Kepresidenan di Kabul, peristiwa yang disaksikan oleh Ghani.
Banyak janji bantuan jangka panjang internasional bergantung pada penadatanganan BSA untuk memperkuat keamanan.
Operasi tempur NATO dijadwalkan berakhir pada penghujung tahun ini, dan Taliban telah melancarkan serangkaian serangan yang telah menguji kemampuan tentara dan polisi Afghanistan.
Misi lanjutan NATO, yang akan mengambilalih tanggung jawab pada 1 Januari tahun depan, akan beranggotakan 9.800 tentara AS dan sekitar 3.000 prajurit Jerman, Italia serta negara anggota lain persekutuan itu.
Misi baru tersebut --yang diberi nama Resolute Support-- akan dipusatkan pada pelatihan dan bantuan bagi pasukan Afghanistan dalam melawan Taliban, sejalan dengan operasi kontra-teroris AS.
Faksi Taliban masih menjadi ancaman utama kendati usaha untuk memadamkan aksi perlawanan faksi itu dilancarkan oleh Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO, pimpinan AS.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014