Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin pagi, melemah menjadi Rp9.120/9.125 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu pada posisi Rp9.9.112/9.115 per dolar AS atau mengalami penurunan sebanyak 10 poin. "Melemahnya rupiah terhadap dolar karena faktor suplai dan demand, dimana minat beli pelaku terhadap dolar AS lebih tinggi, sehingga menekan rupiah," kata pengamat pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta, Senin. Dia mengatakan kebutuhan pasar terhadap dolar AS hari cukup besar, karena mereka membutuhkan mata uang asing itu untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya di luar negeri. "Mereka membutuhkan dolar AS untuk memberikan uang saku kepada anaknya yang sekolah di luar negeri, akibatnya permintaan pasar agak meningkat," katanya. Rupiah, lanjut Farial, dinilai masih stabil, karena berada dalam kisaran antara Rp9.100 sampai Rp9.150 per dolar AS, meski saat ini cenderung melemah. "Kami optimis koreksi harga yang terjadi terhadap rupiah hanya sementara, karena peluang rupiah untuk menguat masih tinggi, apalagi dolar AS di pasar regional melemah terhadap yen," katanya. Menurut dia, dolar AS di pasar regional melemah, karena keluarnya data tenaga kerja AS yang menyebutkan bahwa tingkat pengangguran di AS berkurang dibanding sebelumnya yang akan menahan tingkat suku bunga AS tetap bertahan. Bank sentral AS bahkan kemungkinan akan menurunkan tingkat suku bunganya pada awal tahun depan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih baik lagi, katanya. Dolar AS terhadap yen menjadi 117,90 dari sebelumnya 118,10 dan euro turun jadi 149,90 dari sebelumnya 150,00 dan euro jadi 1,2720. Rupiah pada penutupan pasar nanti diperkirakan akan masih tertekan, karena di pasar lokal belum muncul faktor baru pendukung pasar, demikian Farial Anwar. (*)
Copyright © ANTARA 2006