Paris (ANTARA News) - Kesenjangan antara si kaya dan si miskin secara global sekarang berada pada tingkat yang sama seperti di tahun 1820-an, OECD mengatakan Kamis, memperingatkan itu adalah salah satu perkembangan yang paling "mengkhawatirkan" selama 200 tahun terakhir.
Dalam laporan utama tentang kesejahteraan dunia selama dua abad terakhir, Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mencatat ketidaksetaraan melesat naik setelah globalisasi mengakar pada 1980-an, lapor AFP.
Para peneliti mempelajari tingkat pendapatan di 25 negara, memetakan kembali mereka dalam waktu ke 1820 dan kemudian mereka disusun seolah-olah dunia adalah satu negara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan menurun tajam di pertengahan abad ke-20 -- yang OECD tempatkan ke apa yang disebut "revolusi egaliter", terutama dengan munculnya komunisme di Eropa Timur -- tetapi kemudian melonjak baru-baru ini.
Pada 2000, tingkat ketimpangan pendapatan global berada di tingkat yang sama seperti di 1820, menurut laporan tersebut.
"Ini sangat mencolok," kata Guido Alfani, dari Bocconi University, yang berpartisipasi dalam survei.
"Peningkatan besar ketimpangan pendapatan pada skala global adalah salah satu paling signifikan -- dan mengkhawatirkan -- fitur dari perkembangan ekonomi dunia dalam 200 tahun terakhir," OECD menyimpulkan dalam laporan 269-halaman yang disampaikan kepada media.
Ekonom Belanda Jan Luiten van Zanden mengatakan laporan itu melukiskan gambaran serupa peringatan keras yang kontroversial buku terlaris tentang ketidaksetaraan pendapatan global oleh ekonom Prancis Thomas Piketty, "Capital in the Twenty-First Century".
"Kami menceritakan kisah-kisah yang sama ... kita berbagi keprihatinan yang sama tentang ketidaksetaraan global," kata van Zanden.
"Piketty membandingkan sebagian besar negara-negara Barat. Metodenya harus dianalisis pada skala global," saran ekonom.
Untuk studi kejadian penting, peneliti mengamati tren dalam faktor-faktor seperti kesehatan, pendidikan, ketimpangan, lingkungan dan keamanan pribadi selama 200 tahun terakhir dalam rangka membangun sebuah gambaran kesejahteraan global.
Kesimpulannya: "Kesejahteraan rakyat secara umum berkembang sejak awal abad ke-20 di sebagian besar dunia."
Harapan hidup di seluruh dunia telah melonjak dari kurang dari 30 tahun pada 1880 menjadi hampir 70 tahun pada 2000.
Literasi juga telah meningkat secara dramatis. Kurang dari 20 persen orang bisa membaca pada 1820; sekarang angka itu sekitar 80 persen.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014