Mohamed Abu Shatiya, di antara militan di balik penculikan tujuh tentara Mesir di Sinai tahun lalu, tewas dalam pertempuran dengan angkatan darat di selatan Rafah, di perbatasan dengan Gaza, lapor Reuters.
Dua ton bahan peledak disita dari dekat terowongan yang menghubungkan Sinai ke Gaza saat kejadian, kata mereka.
Ansar Bayt al-Maqdis yang berpangkalan di Sinai telah menewaskan ratusan tentara dan polisi Mesir selama setahun terakhir dan memenggal beberapa orang dalam beberapa pekan terakhir, dengan mengatakan mereka adalah mata-mata untuk intelijen Israel.
Pertumpahan darah tersebut menunjukkan kelompok, yang berusaha untuk menggulingkan pemerintah, telah menjadi lebih radikal.
Para pejabat keamanan Mesir mengatakan Ansar Bayt al-Maqdis memiliki kontak dengan Al Qaida cabang Negara Islam (IS), yang sekarang ditargetkan serangan udara di Irak dan Suriah oleh koalisi pimpinan AS, setelah menyapu wilayah perbatasan dan mereka nyatakan sebagai kekhalifahan Islam.
Mereka juga menyoroti apa yang mereka katakan hubungan antara militan di Libya dan Mesir dan Negara Islam, dan mengatakan bahwa para militan Mesir yang berbasis di Libya memimpikan untuk membentuk kekhalifahan Islam di tanah air mereka.
Negara Islam (IS), yang juga dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) mendesak maju dengan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan dan memenggal mereka.
Selain sejumlah operasi militer tersebut Mesir tengah berjuang untuk mengatasi Ansar dan kelompok militan lainnya.
Washington telah menunjuk Ansar sebagai organisasi teroris, tetapi mengatakan pada April pada umumnya mereka mempertahankan fokus lokal.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014