Saya senang melihat antusiasme yang tinggi di kalangan mahasiswa yang ingin berkontribusi dan memperbaiki kota mereka dengan mengembangkan aplikasi, untuk mengatasi tantangan perkotaan...."
Makassar (ANTARA News) - Tim Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin III Makassar berhasil menjadi juara pada kompetisi pengembangan aplikasi berbasis web dan "mobile" dalam ajang Makassar CityApp Appathon (Aplikasi Marathon) yang digelar Microsoft bersama CityNet dan Pemerintah Kota Makassar.
"Kami dewan juri berdebat dan akhirnya disepakati juaranya mereka (UIN III) dengan aplikasi macca (cerdas)," ujar Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto yang juga anggota dewan juri itu di Makassar, Kamis.
Kegiatan yang berlangsung sejak Rabu hingga Kamis malam itu berhasil menyelesaikan sejumlah tantangan dimana 500 peserta dari beberapa perguruan tinggi (PT) serta sekolah menengah atas (SMA) terkemuka di Makassar ikut meramaikan kegiatan tersebut.
Danny mengatakan, Makassar CityApp Appathon merupakan salah satu rangkaian program Microsoft CityNext yang merupakan kerjasama strategis antara Microsoft, CityNet dan Pemerintah Kota Makassar untuk merekonstruksi dan mengembangkan Kota Makassar menjadi salah satu "Smart City" di Indonesia.
Kegiatan marathon itu juga diharapkan mampu mengedepankan inovasi untuk mengembangkan solusi teknologi yang dapat mengatasi berbagai tantangan perkotaan.
Dari 500 peserta terdiri dari pelajar SMU dan mahasiswa se Kota Makassar ini, 10 tim dinobatkan yang terbaik dengan berbagai aplikasi.
Tim UIN III dengan aplikasi macca (cerdas) dimana mengambil konsentrasi program pemerintah bebas pengangguran. Aplikasi yang didemonstarsikan dihadapan dewan juri tersebut mengulas bagaimana masyarakat dapat mencari pekerjaan.
Lebih lanjut kata konsultan tata ruang kota ini, dalam pengembangan suatu kota adalah merekonstruksi nasib rakyat menjadi sejahtera standar dunia dan syaratnya adalah pekerjaan.
"Ini sejalan dengan program kami juga yang pertama menuju bebas pengangguran. Dan mereka jawab dengan aplikasi tadi (macca). Selanjutnya kita akan mengundang mereka untuk menyempurnakan. Karena kedepan usai lelang jabatan camat dan lurah wajib mengaplikasi Smart City," katanya.
Sebelumnya para peserta diberi sembilan isu yang menjadi dasar dari pembuatan aplikasi di CityApp Appathon adalah Bebas Pengangguran, Jaminan Sosial Keluarga, Layanan Keehatan 24 Jam.
Tabungan Pendidikan, Program Tukar Sampah dengan Beras, Pelatihan gratis dan Kredit Bebas Agunan, Taman Kota, Perumahan Umum Terjangkau, dan Melibatkan Masyarakat dalam Proses Penegakan Hukum.
The Appathon sendiri merupakan bagian dari komitmen bersama yang telah disepakati oleh Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto dan Microsoft APAC sejak Mei 2014 untuk memposisikan Makassar sebagai salah satu "Smart City" di Indonesia.
Kemitraan strategis ini ditujukan untuk menciptakan keterlibatan warga yang lebih baik, meningkatkan efisiensi pemerintah dan mengembangkan ekosistem perangkat lunak lokal dengan memanfaatkan kekuatan komputasi awan.
"Saya senang melihat antusiasme yang tinggi di kalangan mahasiswa yang ingin berkontribusi dan memperbaiki kota mereka dengan mengembangkan aplikasi, untuk mengatasi tantangan perkotaan. Ini adalah langkah pertama kami dalam perjalanan transformasi untuk menjadi kota dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan memiliki interkonektivitas yang baik di Indonesia," jelas Danny.
Wakil Presiden Divisi Sektor Publik Asia, Microsoft, Stefan Sjostrom mengatakan bahwa Appathon adalah batu loncatan dari komitmen jangka panjang Microsoft untuk kota Makassar. Ini adalah gambaran nyata dari pendekatan Microsoft yang berfokus pada masyarakat dalam setiap kerjasamanya dengan pemerintah kota di Indonesia.
"Sangat senang rasanya melihat pemerintah Makassar tidak hanya membahas mengenai infrastruktur dalam wacana inovasi kota, tetapi juga bagaimana agar dapat menemukan sumber daya terpenting yaitu potensi warganya sendiri. Ini merupakan ciri kepemimpinan yang baik," tambahnya. (*)
Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014