Pelaksana Tugas Dirut Pertamina M Husen di Jakarta, Kamis mengatakan, peningkatan kapasitas (upgrading) merupakan upaya yang paling memungkinkan menambah produksi kilang.
"Kalau upgrading lebih murah dan mudah dibandingkan bangun kilang baru. Pertamina akan berkonsentrasi ke situ dulu," katanya.
Menurut dia, dengan bertambah 500.000 barel per hari, maka total kapasitas kilang Pertamina mencapai 1,5 juta barel per hari dan akan mengurangi impor.
Program upgrading akan dilakukan di semua kilang terutama Cilacap (Jateng), Balongan (Jabar), dan Balikpapan (Kaltim).
Menurut dia, ke depan, minyak yang bakal diolah di kilang, berjenis "sour", karena pasokan dunia cukup banyak.
"Desain awal kilang adalah sweet karena mengolah minyak dalam negeri. Tapi itu justru mahal. Jadi, ke depan, kami akan tingkatkan bisa olah sour karena di dunia lebih banyak sour," katanya.
Menurut dia, tambahan 500.000 barel per hari dengan skema upgrading tersebut masih dikaji konsultan.
Pertamina, lanjutnya, juga sedang merevisi rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) dengan target selesai pada akhir 2014.
"Kami lihat di RJPP, karena harus diitung semua uangnya seperti untuk akuisisi lapangan dan bangun kilang. Nanti terlihat bagaimana blue print-nya," ujarnya.
Di sisi lain, tambah Husen, Pertamina masih berminat membangun kilang minyak dengan menggandeng Saudi Aramco dan Kuwait Petroleum Corporation.
"Hanya saja memang perjalanannya masih panjang. Tapi, tetap jalan rencananya," katanya.
Saat ini, lanjutnya, Pertamina dan mitra masih menghitung keekonomiannya.
"Kilang ini bisnis 10 miliar dolar AS, jadi butuh waktu lama," ujarnya.
Pertamina kini memiliki enam kilang pengolahan minyak dengan total kapasitas 1,1 juta barel per hari.
Keenam kilang itu adalah Dumai, Riau 170.000 barel per hari, Plaju, Sumsel 118.000 barel, Cilacap, Jateng 348.000 barel, Balikpapan, Kaltim 260.000 barel, Balongan, Jabar 125.000 barel, dan Kasim, Papua Barat 10.000 barel.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014