"Itu, dia. Saya baru ingat ini Hari Batik Nasional ketika sudah di kantor. Padahal saya juga punya batik," kata Arsyadjuliandi Rachman kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.
Pria yang akrab disapa Andi Rachman ini juga menyalahkan ajudannya yang tidak mengingatkan bahwa 2 Oktober adalah Hari Batik Nasional.
Bobi, sang ajudan justru mengenakan batik pada hari ini, sedangkan Andi Rachman mengenakan kemeja putih lengan panjang.
"Ini si Bobi juga tak mengingatkan saya," kata Andi sambil berkelakar.
Terlepas dari itu, ia mengatakan punya cukup banyak koleksi baju batik di lemari bajunya. Dari sekian banyak koleksi itu, ia mengatakan favoritnya adalah baju batik Riau.
"Cukup banyak saya punya (batik), yang paling suka batik Riau," ujarnya.
Pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober sabagai Hari Batik Nasional. Latar belakang dipilihnya tanggal tersebut adalah untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO.
Karena itu, setiap tanggal 20 Oktober pemerintah menyarankan agar seluruh lapisan masyarakat dari pejabat pemerintah dan pegawai BUMN hingga pelajar untuk mengenakan batik.
Riau sendiri memiliki sejarah tentang batik sejak zaman Kerajaan Siak Sriindrapura, saati itu dikenal suatu kerajinan dikalangan bangsawan istana dalam bentuk kerajinan "Batik Cap". Saat itu bahan cap dibuat dari perunggu yang berisi motif-motif.
Batik Riau umumnya berwarna dasar terang dan cerah. Kerajinan batik tersebut sempat meredup seiiring dengan berakhirnya masa pemerintahan raja-raja Siak. Kemudian baru tahun 1990-an, batik Riau kembali dipopulerkan melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Riau, yang mengusung nama Batik Tabir Riau.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014