"Sedikitnya 1.600 hektare yang memasuki masa tanam (MT) pertama sejak awal Agustus belum menenam padi. Sebab, petani mengalani kesulitan mendapatkan air melalui jaringan irigasi intake Kalibawang," kata Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Nanggulan Hartono di Kulon Progo, Kamis.
Ia mengatakan debit Sungai Progo saat ini sangat lemah. Debit jaringan intake Kalibawang hanya sebesar lima meter kubik per detik. Padahal, untuk mengairi sawah di Kecamatan Nanggulan, Kalibawang dan sebagian Sentolo membutuhkan debit air minimal 7,5 meter kubik per detik.
"Untuk mencukupi kebutuhan air masih kurang 2,5 meter kubik per detik. Hal ini menyebabkan, petani saling berebut mendapat giliran air untuk mengolah tanahnya," kata Hartono.
Selain itu, menuru Hartono, pihaknya sudah melakukan rapat persiapan masa tanam sejak Juli, baik tingkat gabungan kelompok tani, desa dan kecamatan. Bahkan pihaknya telah mengintruksikan tata tanam MT I di Kecamatan Nanggulan pada 5-15 Agustus.
"Tapi, sampai saat ini, petani belum menanam padi. Mereka saling menunggu. Mereka takut, kalau menanam padi terlebih dahulu akan terkena hama tikus," kata dia.
Dia mengatakan Nanggulan merupakan daerah endemis tikus sejak beberapa tahun terakhir. Sehingga kalau, menanam padi tidak serempak, maka dapat dipastikan akan terjadi serangan hama tikus.
"Kami berharap petani menanam padi sesuai kesepakatan bersama dan mengikuti pola tanam yang berlaku," katanya.
Salah satu petani Nanggulan, Supardi mengatakan keterlambatan tanam padi ini, disebabkan petani menanam kedelai. Padahal, tidak memasuki masa tanam (MT) ketiga yakni palawija.
"Pada Agustus, tananam kedelai mulai berbuah. Kami tidak mungkin meraut tanaman kedelai, apabila dilakukan kami rugi. Kami lebih memilih menunda menanam padi, dibandingkan meraut tanaman kedelai yang bagus," kata Supardi.
Saat ini, lanjut Supardi, lahan sawah baru dibajak. Kemungkinan besar, benih padi baru akan ditaman pada pertengahan Oktober.
"Kami memang menunggu, tanaman kedelai panen terlebih dahulu, baru menanam padi. Tapi, sekarang kami justru kesulitan mendapatkan air untuk menggarap sawah," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014