"Pengembangan air kelapa menjadi asam cuka di kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), karena merupakan daerah penghasil kelapa yang besar," kata Kepala Dinas Perindag Sulut, Olvie Atteng, saat pelatihan pembuatan cuka (Asam asetat) dari air kelapa, di Amurang, Kamis.
Olvie mengatakan ini merupakan salah satu diversifikasi produk turunan kelapa yang memiliki nilai tambah yang cukup tinggi.
Air kelapa, katanya, biasanya hanya dijadikan limbah dan tidak dimanfaatkan oleh petani, padahal memiliki manfaat dan nilai yang lebih baik lagi.
Kepala Seksi Teknologi Industri Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado Fahri Ferdinand Polii mengatakan asam cuka merupakan cairan yang diproduksi dari bahan dasar berbagai macam tumbuhan yang kaya kandungan pati ataupun karbohidrat melalui fermentasi alkohol dan asetat, cuka pada umumnya memiliki tingkat keasaman tidak kurang dari 4 persen.
"Memproduksi cuka dari air kelapa membutuhkan penambahan gula, karena kandungan gula yang rendah dari air kelapa tersebut," kata Fahri.
Fahri mengatakan pemanfaatan cuka dari kelapa memang sangat diminati, khususnya industri makanan sebagai bahan pembangkit rasa asam dan pengawet juga sebagai bahan penyedap rasa serta pengatur keasaman.
Kepala Bidang Perindustrian Disperindag Sulut Benny Nongkan mengatakan pelatihan ini diikuti oleh 30 petani kelapa yang ada di Minsel, diharapkan mampu mengembangkan air kelapa menjadi asam cuka.
"Permintaan pasar sangat tinggi, sehingga Disperindag akan terus memfasilitasi, agar hasil produksi para petani dan pengusaha di Sulut bisa mendapatkan pasar tetap dan berkelanjutan pemasarannya," jelas Benny.
Air kelapa mengandung air murni sebesar 91,5 persen, protein 0,14 persen, lemak 1,5 persen, karbohidrat 4,6 persen, serta abu 1,06 persen. Selain itu, air kelapa mengandung berbagai nutrisi seperti sukrosa, destrosa, fruktosa serta vitamin B kompleks yang terdiri dari asam nikotinat, asam pantotenat, biotin, riboflafin dan asam folat.
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014