Bogor (ANTARA News) - PT KAI (Persero) secara resmi memberlakukan sistem parkir elektronik di 23 stasiun kereta api listrik (KRL) di wilayah Jabodetabek, Rabu.
"Tahap awal sistem elektronik parkir ini diberlakukan di 23 stasiun KRL wilayah Jabodetabek. Secara bertahap akan kita kembangkan sehingga seluruh stasiun menggunakan sistem ini," kata Direktur Utama PT KAI Perseru Ignasius Jonan.
Jonan menjelaskan, parkir elektronik diterapkan bagi penumpang kereta api yang parkir di areal stasiun harus menggunakan transaksi uang elektronik yang telah disediakan oleh perbankan yang menjalin kerja sama dengan PT KAI.
Kerja sama pengelolaan parkir elektronik dilakukan oleh PT Reska Multi Usaha (RMU) selaku anak perusahaan PT KAI dengan menggandeng empat bank yang mengeluarkan jenis kartu uang elektronik sedangkan operator KRL menggunakan Kartu Multi Trip (KMT).
Empat kartu yang dikeluarkan oleh bank tersebut diantaranya Flazz dari BCA, Brizzi dari BRI, e-Money dari Mandiri dan TopCash dari BNI.
"Kelima kartu ini telah dirancang untuk bisa terbaca oleh mesin "manless" di pintu masuk dan keluar halaman parkir juga terintegrasi dengan moda transportasi KRL. Satu kartu multifungsi," kata Jonan.
Ad apun 23 stasiun yang telah diberlakukan elektronik parkir adalah Stasiun Besar Bogor, Stasiun Cilebut, Stasiun Bojong Gede, Stasiun Citayam, Stasiun Pondok Cina, Stasiun Tanjung Barat, Stasiun Duren Kalibata, Stasiun Bekasi, Stasiun Kranji, Stasiun Cakung, Stasiun Klender, Stasiun Klender Baru, Stasiun Parung Panjang, Stasiun Cisauk, Stasiun Serpong, Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Sudirman, Stasiung Jurang Mangu, Stasiun Pondok Ranji, Stasiun Kebayoran, Stasiun Tanggerang dan Stasiun Poris.
Efisien
Menurut Jonan, penggunaan pembayaran elektronik tersebut cukup efisien, praktis dan cepat sehingga dapat mengurangi jumlah antrian baik pintu keluar parkir stasiun.
Seperti di Stasiun Besar Bogor memiliki kapasitas parkir untuk 8.000 sepeda motor dan 1.500 kendaraan roda empat. Bila transaksi tunai masih diberlakukan, justru menimbulkan antrian cukup panjang.
Direktur Operasi PT RMU Porwanto Handri menyebutkan, parkir elektronik tersebut dapat menekan kebocoran pendapatan dan memberikan efisiensi serta kenyamanan sehingga masyarakat bisa merasa aman saat memarkirkan kendaraannya.
"Penggunaan uang elektrnik pada parkir elektronik sanga memudah dan mempercepat waktu pembayaran. Hanya memerlukan waktu empat detik untuk melakukan pembayaran. Ini dapat mengurangi antrian kendaraan ketika keluar halaman parkir," katanya.
Porwanto mengatakan, penggunaan kartu uang elektronik pada sistem parkir elektronik sangat mudah, cukup menyiapkan salah satu dari uang elektronik atau Multi Trip, lalu ditempelkan pada kotak "manless" yang bertuliskan tempe kartu disini, dan pintau akan seger terbuka secara otomatis.
"Ketika keluar pastikan saldo kartu mencukupi untuk membayar parkir. Di setiap ps keluar tersedia mesin "reader" beruba box kecil, tempelkan kartu pada mesin "reader" dan otomatis pintu keluar terbuka. Saldo otomatis berkurang jumlahya," katanya.
Untuk tarif parkir kendaraan di stasiun, lanjut Porwanto, disesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah. Seperti parkir motor untuk satu jam pertama Rp2.000, lalu satu jam berikutnya Rp1.000 dan batas maksimal Rp6.000. Untuk menginap motor Rp12.000 per sekali parkir.
Sedangkan mobil, Rp5.000 untuk satu jam per tama dan jam berikutnya Rp2.000 dengan maksimal parkir Rp12.000 per kendaraan. Untuk parkir nginap mobil Rp20.000 sampai Rp24.000 per mobil.
(KR-LR/A011)
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014