Sydney (ANTARA News) - Perubahan iklim membuat Australia Selatan kian rentan terhadap kebakaran semak, demikian satu laporan yang disiarkan, Rabu.
"Kondisi panas dan kering memiliki pengaruh besar pada kebakaran semak. Perubahan iklim membuat hari yang panas jadi lebih panas, dan gelombang panas jadi lebih lama dan lebih sering, dengan peningkatan kondisi kemarau di bagian tenggara Australia," kata Dewan Iklim di dalam laporannya.
Laporan itu mengatakan 2013 adalah tahun paling panas di Australia sepanjang sejarah dan pada musim panas 2013-2014, wilayah di sekitar Canberra, Ibu Kota Australia, mengalami 20 hari dengan temperatur setidaknya 35 Derajat Celsius.
"Kondisi ini menaikkan kemungkinan bahaya kebakaran yang sangat tinggi. Kuatnya dan seringnya kebakaran diperkirakan meningkat secara mencolok dalam beberapa dasawarsa mendatang," kata laporan tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua.
Menurut studi itu, sampai 2030, telah diperkirakan jumlah petugas pemadam profesional di Australia setidaknya perlu dilipatgandakan (dibandingkan dengan 2010) untuk mengimbangi peningkatan penduduk, nilai aset, dan cuaca yang berbahaya bagi kebakaran.
"Untuk mengurangi resiko peristiwa yang lebih ekstrem lagi, termasuk kebakaran semak, pada masa depan, Australia harus memangkas buangan gas rumah kaca secara cepat dan secara mendalam bergabung dalam upaya global untuk menstabilkan iklim dunia," kata laporan itu.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014