Jakarta (ANTARA News) - Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta membagikan kartu auto debet kepada sebanyak 2.000 pedagang kaki lima (PKL).
"Selain berfungsi sebagai alat pembayaran retribusi non tunai, kartu itu juga merupakan kartu anggota yang berisi identitas pedagang tersebut," kata Kepala Dinas KUMKMP DKI Joko Kundaryo di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, untuk tahap awal, ribuan kartu auto debet tersebut hanya dibagikan kepada para pedagang yang berada di lokasi binaan (lokbin) yang tersebar di lima wilayah Kota Jakarta.
"Dan sampai dengan saat ini, bersama dengan Bank DKI selaku pihak yang melakukan penarikan retribusi, kami terus mendata PKL untuk diberikan kartu auto debet tersebut," ujar Joko.
Dia menuturkan PKL yang telah mendapatkan kartu auto debet terdapat di 20 Lokbin yang ada di Jakarta, diantaranya Cililitan, Lorong 103, Meruya, Cengkareng dan Pasar Minggu.
"Kita memang sengaja pilih pedagang yang sudah menetap di Lokbin karena relatif lebih mudah ditemui dan lokasinya juga sudah terkonsentrasi," tutur Joko.
Dia mengungkapkan saat pembagian kartu-kartu itu, pihaknya juga sekaligus melakukan sosialisasi dan pembinaan, sehingga para pedagang memahami segala peraturan yang berlaku terkait kartu auto debet tersebut.
"Aturan-aturan itu, di antaranya tidak boleh mengalihkan kios kepada pedagang lain, selalu menjaga kebersihan, mengusir PKL yang tidak terdata dan sebagainya. Sehingga diharapkan pedagang bisa lebih tertib," ungkap Joko.
Setiap hari, para PKL dipungut biaya sebesar Rp3.000 hingga Rp4.000 rupiah yang dibayarkan melalui sistem auto debet tersebut. Besaran retribusi ditentukan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) dan disesuaikan dengan lokasi.
Dalam pendataan PKL, dia menambahkan pihaknya juga turut bekerja sama dengan camat dan lurah setempat. Berdasarkan data dari Dinas KUMKMP DKI, terdapat sebanyak 600.000 PKL yang menyebar di ibu kota. Pada 2015 mendatang ditargetkan seluruh PKL itu telah mendapatkan kartu auto debet.
(R027)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014