jika dibandingkan dengan tahun lalu diperkirakan kenaikannya hingga 20 persen lebih.
Sukabumi (ANTARA News) - Permintaan sapi kurban di Kota Sukabumi, Jawa Barat meningkat hingga 20 persen dibandingkan dengan tahun lalu, walaupun saat ini harga sapi tersebut meningkat sekitar 15 persen.
"Dibandingkan dengan tahun lalu, permintaan sapi kurban meningkat drastis bahkan hingga saat ini saja masih banyak konsumen yang memesannya, jika dibandingkan dengan tahun lalu diperkirakan kenaikannya hingga 20 persen lebih," kata pemilik lapak penjual sapi kurban CV Hikmah Putra di Jalan Pajagalan, Kota Sukabumi, Ichwan Hamid kepada ANTARA, Selasa.
Menurut Ichwan, jika dibandingkan dengan tahun lalu pembelian sapi kurban dari lapaknya baru ramai mendekati Hari Raya Idul Adha, tetapi pada tahun ini pemesan dan pembeli sudah ramai sejak tiga pekan sebelum Idul Adha. Bahkan, hingga saat ini pembeli terus bedatangan bahkan harus mendatangkan sapi cadangan dari peternakan.
Lebih lanjut, walaupun harga sapi meningkat sekitar 15 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu, tetapi animo warga yang ingin berkurban meningkat. Bahkan, pembeli tidak hanya dari wilayah Sukabumi saja, tetapi dari berbagai daerah dan juga ada yang dari luar negeri seperti Hawai, Amerika Serikat.
"Sapi yang dijual di lapak kami juga sudah dipesan dan dibeli oleh para pengusaha tingkat nasional seperti Arifin Panigoro dan Rahmat Gobel serta beberapa kementerian dan Badan Usaha Milik Negara memesan sapi dari Sukabumi," tambahnya.
Sementara, Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi, Riki Barata mengatakan diperkirakan permintaan akan hewan kurban pada tahun ini meningkat sekitar 10 persen. Tingginya animo warga yang ingin berkurban ini harus diimbangi oleh pemeriksaan rutin terhadap kesehatan hewan ternak.
"Dari pantuan yang kami lakukan di lapak-lapak penjualan hewan kurban belum ditemukan adanya sapi maupun, kami, kerbau atau domba yang terjangkit penyakit ternak seperti antrax. Namun dari beberapa sapi yang dijual di lapak masih ada yang belum cukup umur," pungkasnya. (*)
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014