Surabaya (ANTARA News) - PSSI berencana mendatangkan sekitar tujuh pemain berbakat asal Brasil, untuk kemudian dinaturalisasi (dijadikan warga negara Indonesia) guna kepentingan pembentukan tim nasional yang tangguh. Hal itu diungkapkan Nurdin Halid saat acara silaturahmi dengan sesepuh Persebaya Mohammad Barmen dan halal-bihalal dengan jajaran pengurus Persebaya di Surabaya, Sabtu. "Kalau tidak ada kendala, Nopember ini para pemain Brasil itu datang ke Indonesia dan mengikuti seleksi. Kalau memang cocok dan kualitasnya bagus, mereka akan kita ikutkan di klub-klub untuk mengikuti kompetisi," katanya. Para pemain yang didatangkan tersebut rata-rata berusia antara 20 hingga 23 tahun. Sekitar empat atau lima tahun kedepan, mereka diproyeksikan bisa dinaturalisasi menjadi WNI sehingga dapat memperkuat timnas. "Saya siap dikritisi dan diprotes dengan kebijakan ini. Tapi saya harus melakukan ini, karena ingin sepakbola Indonesia bisa berbicara di pentas internasional, termasuk Piala Dunia," katanya. Bahkan, Nurdin berancang-ancang tahun 2014 mendatang, timnas Indonesia sudah bisa menembus pentas Piala Dunia, kalau rencana yang disusun berjalan dengan baik. Sebelumnya, PSSI juga telah menginventarisir sejumlah pemain keturunan Indonesia yang bermain di Liga Belanda untuk dibidik menjadi pemain timnas dengan cara dinaturalisasi. Nurdin Halid menjelaskan dalam blue print PSSI hingga 2020 mendatang, ada dua pondasi utama yang akan dilakukan PSSI, yakni memperkuat struktur organisasi dan membentuk timnas sepakbola yang tangguh. Selain mendatangkan pemain Brasil, PSSI secara terus-menerus akan memperbaiki mutu dan kualitas kompetisi nasional yang dilaksanakan rutin setiap tahun. Tokoh bola kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini mengakui tim sepakbola Indonesia masih sulit bersaing di tingkat Asia Tenggara, apalagi harus menuju pentas Asia atau dunia. Keberadaan pemain asal Brasil, menurut Nurdin, salah satu tujuannya adalah membentuk kultur sepakbola di Indonesia menjadi lebih baik. Pada kesempatan itu, Nurdin Halid juga mengungkapkan rencana PSSI membentuk Sekolah Sepakbola (SSB) yang dikhususkan pemain yunior usia 15-16 tahun, untuk dibentuk menjadi pemain potensial dan berbakat. Tidak tanggung-tanggung, SSB yang dipusatkan di Sawangan, Bogor tersebut nantinya akan ditangani oleh pelatih-pelatih asing profesional yang dikontrak khusus PSSI. "Targetnya, setelah usia pemain menginjak 18 tahun, mereka akan kita kirim ke Eropa untuk peningkatan skill. Sekaligus, biar mereka bisa mengenal kultur sepakbola Eropa yang kini paling maju di dunia," katanya. Ia menolak anggapan bahwa mengirim timnas atau pemain mengikuti latihan di luar negeri, hanya menghambur-hamburkan uang karena hasilnya tidak pernah maksimal. "Itu anggapan yang kurang tepat, karena bagaimanapun, kita sangat perlu mengirim pemain ke luar negeri agar bisa belajar lebih banyak sepakbola di negara lain," tegasnya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006