Jakarta, 29/9 (ANTARA) -- Untuk membangkitkan iklim investasi di sektor kelautan dan perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersiap menggelar kegiatan Indonesia Ocean Investment Summit 2014. Kegiatan ini bertujuan untuk mengakselerasi sektor kelautan dan perikanan sebagai leading sector dalam perekonomian nasional maupun global. Di sisi lain, ajang pertemuan berbagai institusi pemerintah dan pebisnis ini juga bertujuan menciptakan lingkungan yang lebih biru. Demikian dituturkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo di Jakarta, Senin (29/9).

Kegiatan Summit bertajuk Maritime Investment and Everlasting Harvesting menjadi sebuah kesempatan yang unik bagi kolaborasi kemitraan antara pihak swasta dengan publik. Karena penguatan kemitraan ini bertujuan untuk memacu dan menjaga pembangunan sumber daya kelautan secara berkelanjutan. Sharif menjelaskan, setidaknya ada lima tujuan yang ingin dicapai dari Summit ini. Kelima tujuan itu yakni, menyediakan peta jalan (roadmap) promosi dan investasi kelautan kepada Pemerintah Republik Indonesia 2014-2019. Kedua, mengharmonisasikan agenda pembangunan kelautan nasional. Ketiga, meletakkan pembangunan kelautan nasional sebagai agenda prioritas proses pengambilan keputusan nasional. Keempat, mempromosikan dan mendidik masyarakat tentang potensi kelautan sebagai identitas bangsa. Terakhir, mengundang mitra pembangunan untuk berinvestasi, mempromosikan dan mengawal agenda pembangunan kelautan.

Kegiatan Indonesia Ocean Investment Summit 2014 akan berlangsung selama 2 hari mulai dari tanggal 1 sampai dengan 2 Oktober di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta. Ajang yang menyajikan wahana promosi dan investasi kelautan ini menggabungkan konsep pameran, seminar nasional, dan investasi dalam satu rangkaian acara besar dalam satu rangkaian acara besar.

Sejalan dengan itu kegiatan ini akan diisi dengan dialog sejumlah pejabat pemerintahan di sektor ekonomi, pelaku bisnis terkemuka sektor kelautan dan perikanan, para pelaku dan pakar keuangan, energi, pariwisata, komunikasi dan perkapalan.. Lebih rinci sebagai pembicara utama akan diisi mulai dari, pakar kelautan Hasjim Djalal, Asisten Direktur Jenderal FAO Bidang Perikanan Arni M. Mathiesen bankir seperti Budi G. Sadikin (Dirut Bank Mandiri), Kepala kerja sama USAID Timothy Moore, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja hingga pengusaha sekelas Sandiaga Uno (Dirut Saratoga Investama).

Dalam ajang Indonesia Ocean Investment Summit pun telah disiapkan sejumlah topik dialog menarik. Contohnya, untuk sesi dialog, akan dilaksanakan 5 sesi dengan beberapa tema seperti Undang-Undang Kelautan 2014 sebagai kerangka kerja pembangunan kelautan, pembiayaan pembangunan maritim, investment incentive on Blue Economy, pemanfaatan teknologi kelautan Blue Growth, sustainable energy serta sektor kelautan di Papua. Dijadwalkan sebagai penutup di hari terakhir Presiden SBY akan memberikan sambutan dalam seminar tersebut.

Sebagai gambaran, dalam dekade terakhir, potensi ekonomi kelautan Indonesia dan kegiatan laut terkait, seperti perikanan, transportasi laut, industri maritim, dan wisata bahari meningkat secara signifikan. Industri baru berbasis laut telah tumbuh cepat dan akan terus berkembang di masa depan. Hal itu menawarkan peluang ekonomi yang sangat besar, terutama bagi investor dan perbankan.

Di sisi lain, besarnya potensi ekonomi kelautan turut diperkuat posisi Indonesia yang terletak diantara Benua Asia dan Australia serta diapit oleh Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Sehingga menjadikan wilayah perairan laut Indonesia sebagai perairan berproduktivitas tinggi dengan daya dukung alam (natural carrying capacity) yang kuat. Di sisi lain, Indonesia yang memiliki 17.504 pulau dengan luas laut mencapai 5,8 juta km2 menyimpan potensi sumberdaya hayati dan nonhayati yang melimpah. Sebab itu, potensi ekonomi kelautan Indonesia dikelompokkan menjadi empat kelompok sumber daya kelautan. Kelompok pertama, sumber daya alam terbarukan (renewable resources), antara lain perikanan, mangrove, rumput laut (seaweed), padang lamun (seagrass) dan terumbu karang (coral reefs). Kedua, sumber daya alam tak terbarukan (non renewable resources), yaitu minyak, gas bumi, bahan tambang, dan mineral lainnya.

Ketiga, energi kelautan berupa energi gelombang (wave power), energi pasang surut (tidal power), energi arus laut (current power), dan energi panas laut (ocean thermal energy conversion, OTEC). Keempat, berupa laut sebagai environmental service di mana laut merupakan media transportasi, komunikasi, pariwisata, pendidikan, penelitian, pertahanan dan keamanan, pengatur iklim (climate regulator) dan sistem penunjang kehidupan lainnya (life-supporting system). Dari keempat kelompok sumberdaya tersebut, diperkirakan potensi ekonomi kelautan Indonesia mencapai 1,2 triliun dollar AS per tahun dengan penyerapan tenaga kerja berpotensi mencapai 40 juta orang. Dengan potensi yang luar biasa tersebut, sektor kelautan memiliki peluang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (Telp. 021-3520350)

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2014