Tokyo (ANTARA News) - Korea Utara menggunakan rekening pada sebuah bank yang berbasis di Makao untuk membayar perusahaan Jepang yang memasok peralatan yang akan digunakan untuk memproduksi senjata-senjata perusak masal, kata satu surat kabar Jepang Sabtu.
Pemerintah AS pekan ini menegaskan kembali tudingannya atas Banco Delta Asia (BDA), yang berkantor pusat di Makao, yang diketahui sebagai kasus pencucian uang utama dalam tahun 2005, karena terlibat dengan rekening Pyongyang.
Dalam September 2002, Korea Utara mengirim 6,15 juta yen atau sekitar 52.120 dolar dari rekening BDA guna membayar pembelian gelap melalui Taiwan sebuah mesin pengering dingin yang bisa digunakan untuk mengembangkan senjata biologi, kata surat kabar Yomiuri Shimbun, mengutip sumber polisi.
Pada April 2003, satu unit pasok tenaga listrik yang bisa digunakan untuk memperkaya uranium, secara tak resmi diekspor ke Korea Utara melalui Thailand, dan juga dibayar melalui BDA, ungkap surat kabar tersebut.
Sejak rekening BDA dibekukan, Pyongyang telah mengajukan permintaan untuk membuka rekening baru di Mongolia, Rusia dan Vietnam, kata Yomiuri.
Korea Utara Kamis mengatakan, pihaknya telah menyepakati untuk melanjutkan perundingan enam-pihak mengenai program nuklirnya, karena Washington telah berjanji untuk membahas tindakan keras keuangannya, yang dituntut Pyongyang untuk dihapuskan dari meja perundingan.
Rencana itu akan dibicarakan secara terpisah di dalam kelompok kerja dalam kerangka perundingan nuklir, yang melibatkan Cina, Korea Selatan, Jepang, Rusia dan AS serta Korea Utara sendiri.
Pembekuan atas rekening bank Makao tersebut berimbas pada dana senilai 24 juta dolar, kata para pejabat AS, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006