"Tahun ini kita berhati-hati bawa atlet dari Afrika karena ada ebola," kata Endang Mawardi, Presiden Direktur Inspiro, yang menjadi promotor Jakarta Marathon 2014 di Jakarta, Minggu.
Lomba lari yang diselenggarakan sejak 2013 itu dibanjiri oleh pelari lokal dan mancanegara termasuk dari kawasan Afrika.
Pada tahun lalu, jumlah peserta mencapai hingga 10.000 pelari dan diharapkan bisa meningkat menjadi 15.000 pelari tahun ini.
Endang mengatakan tahun ini penyelenggara mengundang sejumlah elite runner atau atlet nasional serta pelari yang punya titel juara di kejuaraan internasional. Mereka di antaranya berasal dari Jepang, Eropa, Afrika, beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura hingga Australia.
Namun, atas pertimbangan mewabahnya ebola, ia memastikan hanya ada sembilan pelari profesional dari Afrika yang diundang. Sebagian besar berasal dari negara seperti Ethiopia dan Kenya.
"Ada 15 elite runner internasional terdiri atas sembilan atlet lari dari Afrika, dua Eropa, satu Jepang dan sisanya Australia. Juga ada 10 atlet nasional, bahkan banyak juga tambahan atlet nasional yang ikut daftar," katanya.
Endang menuturkan pihaknya menargetkan bisa menggaet sekitar 500 pelari dari Jepang, karena pelari dari negeri sakura merupakan pelari asing terbanyak (270 pelari) yang turun di Jakarta Marathon tahun lalu.
Jakarta Marathon 2014 didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ajang lomba lari yang diikuti oleh pelari lokal dan mancanegara serta atlet nasional dan internasional itu berhadiah total Rp2,4 miliar.
Kategori lomba dibagi menjadi empat bagian, yakni Marathon 42,195 km, Half Marathon 21 km, 10K (10 km), 5K (5 km) dan Maratoonz (1,5 km atau disebut Childrens Sprint). Pendaftaran ditutup pada 30 September 2014 dengan tarif bervariasi antara Rp150.000 hingga Rp650.000.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014