Roma (ANTARA News) - Gabriele Torsello, seorang wartawan foto yang diculik di bagian selatan Afghanistan, dibebaskan Jumat setelah sekitar tiga pekan diikat di kamar gelap.
Para pekerja bantuan di Afghanistan mengatakan mereka telah menerima telpon yang menunjukkan mereka ke sebuah jalan tempat Torsello dapat ditemukan, kata situs Internet PeaceReporter yang mengkhususkan diri dalam liputan konflik dan dekat dengan pelayanan bantuan di Afghanistan.
Jurufoto yang masuk Islam yang bermarkas di London itu ditemukan tanpa cedera dan sehat, serta telah dibawa ke Kabul, kata pejabat.
Dalam komentar pertamanya sejak dibebaskan, Torsello mengatakan di situs Internet itu bahwa ia telah ditahan di ruang gelap dalam penahanannya, biasanya dibelenggu. Makanan selalu terdiri dari kentang atau roti basah dalam sup dengan lemak, katanya.
Pada awalnya, ia dapat membaca al-Qur`an, tapi menghabiskan seluruh penahanannya dalam ketakutan.
"Saya kira mereka akan membunuh saya," katanya, menceritakan kembali satu malam ketika para penangkapnya membawanya ke luar, tapi) malahan melayaninya makan malam. Pada akhirnya, ia dipindahkan ke satu tempat lainnya.
Menteri Pertahanan Arturo Parisi berterima kasih pada dinas rahasia militer SISMI Italia atas "sumbangan menentukan" mereka pada pembebasannya, menurut kantor berita ANSA. Ia tidak memberikan rincian.
Dubes Italia untuk Kabul, Ettore Sequi, membantah laporan media bahwa uang tebusan telah dibayarkan. Para penculiknya minta agar Italia menyerahkan seorang Afghanistan yang masuk Kristen dari Islam untuk pertukaran bagi pembebasan Torsello.
Para pemimpin Italia termasuk Presiden Giorgia Nepotilano dan Perdana Menteri Romano Prodi menyampaikan kelegaan atas pembebasannya.
Torsello, 36, ditangkap pada 12 Oktober dari sebuah bis umum oleh lima pria bersenjata di jalan raya dari ibukota provinsi Helmand ke provinsi Kandahar yang berdekatan.
Ia ada di daerah itu, markasbesar Taliban dan dan pusat perdagangan obat bius, untuk melaporkan kematian warga sipil dan penghancuran properti oleh pasukan NATO dalam operasi terhadap Taliban.
Provinsi tersebut adalah tempat paling berbahaya di Afghanistan dan merupakan tempat pertempuran besar dalam beberapa bulan terakhir antara gerilyawan Taliban dan pasukan NATO, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006