Denpasar (ANTARA News) - Tiga negara yakni Perancis, Italia dan Cheko memesan aneka jenis cenderamata sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali secara berkesinambungan sedikitnya dua peti kemas setiap bulan. "Baru saja mengirim aneka kerajinan memenuhi pesanan mitra kerja di Perancis sebanyak dua kontainer senilai sekitar Rp70 juta," kata I Made Ada, perajin sukses asal Desa Tegallalang, Ubud, Sabtu. Mitra usahanya di luar negeri itu rutin memesan berbagai jenis cinderamata dan akhir Nopember nanti kembali memesan sebanyak satu kontainer. Pesanan matadagangan tersebut terdiri atas berbagai jenis cenderamata jumlahnya mencapai ribu biji antara lain patung ikan-ikanan, topeng, kursi dan jenis lainnya yang mencerminkan khas Bali. Pesanan dari mitra usahanya di Prancis yang sudah menjalin kerjasama sejak puluhan tahun itu, kemudian menjualnya lagi ke beberapa negara di kawasan Eropa, sehingga permintaan itu akan terulang lagi pada tahap berikutnya. "Semasih pesanan itu dapat dilayani dengan baik, dalam artian mutu dan rancang bangun dapat dipenuhi sesuai permintaan, maka kerjasama itu terus berlanjut," ujar perajin yang menampung 25 tenaga kerja yang khusus bergerak dalam bidang seni kerajinan. Pesanan diterima lewat faksimile, pengiriman kontainer menggunakan jasa cargo dan menerima pembayaran lewat rekening bank. Sistem itu tetap berlangsung tanpa harus ketemu antara produsen dan konsumen. Ia mengakui, lesunya pariwisata pasca tragedi bom Bali 12 Oktober 2002 yang kemudian disusul peristiwa serupa 1 Oktober 2005 sangat berpengaruh terhadap menurunkan pemasaran hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Wisatawan yang berkunjung ke Bali umumnya membeli cinderamata sebagai kenang-kenangan pulang ke negaranya. Bahkan ada diantara mereka memesan dalam jumlah besar yang dikirim dengan menggunakan jasa kargo. Pariwisata Bali yang menjadi tumpuan harapan sebagian besar masyarakat Bali cepat pulih, karena hampir semua sektor mengandalkan normalnya kembali kunjungan wisatawan asing ke Bali.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006