New York (ANTARA News) - Masyarakat luas kini harus mulai memikirkan perencanaan untuk meningkatkan kualitas kehidupan para warganya yang mengalami proses demensia (pikun) dan berkurangnya kemampuan mentalnya bersamaan dengan kenaikan usia harapan hidup dan hal ini berarti semakin banyak lagi orang ?orang yang mengalami persoalan dalam hal kemampuan kognitifnya (daya ingat dan daya tangkap), para ilmuwan Inggris mengingatkan. Demensia adalah kelainan kronik dari proses mental yang diakibatkan penyakit organik otak. Keadaan itu ditandai dengan kemunduran dalam daya ingat, daya tangkap dan perobahan kepribadian, kemunduran dalam kemampuan untuk mengurus diri sendiri, keterbatasan dalam kemampuan fisik serta mengalami disorientasi. Agaknya masih sulit bagi para ahli kedokteran untuk mencari cara mencegah terjadinya demensia dan kemunduran dalam kemampuan kognitif diantara para lanjut usia demikian dikatakan oleh Dr Carol Brayne dan rekan-rekannya dalam makalah ilmiahnya yang dimuat di jurnal PLoS Medicine, yang diterbitkan pada akhir pekan ini.. "Para ilmuwan yang melakukan penelitian terhadap kelompok lanjut usia berharap dapat membuktikan kepada masyarakat luas bahwa demensia dan kemunduran daya kognitif mungkin dapat dicegah bersamaan dengan seiring waktu umur yang harapan hidupnya semakin panjang,? kata Brayne dan rekan-rekannya. Para ilmuwan berupaya kuat untuk mengetahui bagaimana terjadinya proses demensia yang menimpa pada akhir hidup sebagian orang dan faktor-faktor apa saja yang dapat mengurangi risiko demensia dan kemunduran daya kognitif seiring dengan bertambahnya usia seperti misalnya dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan status sosial yang lebih tinggi sekiranya pula dapat memberi dampak menurunkan risiko demensia pada tingkat masyarakat tertentu. Brayne dan rekan-rekan tim menganalisa data selama sepuluh tahun yang melibatkan 13.004 pria dan wanita dengan usia 65 tahun atau lebih tinggi, yang hidup di Wales dan Inggris . Fakta yan ditemukan sebanyak 30 persen diantara meninggal dalam keadaan demensia. Kemungkinan untuk mengalami demensia pada akhir hayat seseorang semakin tinggi bersamaan dengan bertambahnya umur ; enam persen bagi mereka yang meninggal pada usia 65 tahun dibandingkan dengan 58 persen pada mereka yang mencapai usia 95 atau lebih ketika meninggal. Memiliki jenjang pendidikan yang lebih tinggi disertai berada di strata social yang lebih tinggi diasumsikan dapat mengurangi kemungkinan risiko menutup usia dalam keadaan demensia, namun sejauh ini faktor-faktor tersebut hanya memiliki dampak yang sangat kecil saat para peneliti tersebut mengikut sertakan faktor-faktor lain yang dianggap juga memiliki pengaruh cukup besar. Mereka yang berpendidikan lebih tinggi dan hidup jauh lebih sejahtera umumnya hidup lebih lama, jadi panjang umur seseorang tampaknya melemahkan pengaruhnya bagi faktor pendididkan dan status sosial terhadap penurunan risiko demensia, kata Brayne. Selanjutnya Brayne dan teman-temannya mengatakan ?Hasil temuan penelitian kami menyarankan tindakan pencegahan agaknya masih merupakan hal yang sangat kecil kemungkinannya dapat dilakukan, untuk mengatasi dampak bertambahnya usia dan berkurangnya kemampuan mental maupun fisik serta kemunduran daya kognitif yang dialami sebagian orang pada sisa masa hidupnya. Berdasarkan penemuan penelitian tersebut maka para ilmuwan menarik kesimpulan bahwa masyarakat harus membuat prioritas utama untuk mempelajari cara meningkatkan kualitas hidup sebagian orang yang mengalami demensia atau kehilangan daya kognitif seiring bertambahnya usia yang kemungkinan jumlahnya akan semakin meningkat dimasa-masa mendatang, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006