Batam (ANTARA News) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Sumbarriau menyalurkan santunan dengan total senilai Rp1,66 miliar lebih kepada enam orang ahli waris berhak menerima dari peserta yang meninggal dunia karena mengalami kecelakaan kerja.
"Santunan sebesar Rp1.668.505.187 sudah kita salurkan kemarin kepada enam orang ahli waris yang ditinggalkan karena peserta kita meninggal dunia pada saat sedang bekerja," ujar Kepala Kanwil BPJS Sumbarriau Iswandhy Syaruly di Batam, Jumat.
Menurutnya, santunan tersebut diserahkan sebagai bentuk pelayanan pihaknya kepada para peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mengikuti tiga program yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kematian (JK).
BPJS Ketenagakerjaan saat ini terus meningkatkan kompetensi pelayanan diseluruh lini dan terus mengembangkan berbagai program serta manfaatnya langsung bisa dinikmati oleh para pekerja dan keluarganya baik disektor formal maupun informal.
"Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja atau pengusaha saja, tetapi juga memberikan konstribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan mensejahterakan masyarakat Indonesia," katanya.
Satunan sebesar Rp1,66 miliar lebih itu diberikan kepada pekerja PT Mencast Offshore and Marine atas nama Ermanto dengan ahli waris Karwati sebesar Rp742.508.090, kemudian Geradus Bata pekerja PT Bandar Abadi dengan ahli waris Lusia Resi sebesar Rp139.760.790 dan Ponirin pekerja PT Bandar Abadi dengan ahli waris Rp143.608.230.
Lalu pekerja CV Dwi Karya Anugrah atas nama Suradi dengan ahli waris Sustiya Ningsih sebesar Rp134.983.820, Agus Dwiyanto pekerja PT Mitra Bangun Sanindo dengan ahli waris Budi Sutrisno sebesar Rp140.644.097 dan Antoni Siagian pekerja PT Maddamone dengan ahli waris Numaria Sitorus Rp367.000.160.
"Nyawa suami saya tidak bisa tergantikan dengan uang ini pak," ucap Karwati (40) ditirukan oleh Iswandhy saat menyerahkan santunan kecelakaan kerja yang dirangkaikan dengan acara pembukaan "press gathering" disebuah hotel berbintang di Batam.
Karwati masih mengingat betul atas musibah yang menimpa suaminya Ermato (42) dan terjadi pada 29 Agustus 2014. Saat itu Ermanto meninggal dunia akibat kecelakaan kerja karena tangki tempat pembuatan galangan kapal di Batam meledak yang mengakibatkan beberapa orang meninggal.
Ibu dari tiga orang anak tersebut harus menjadi tulang punggung keluarga, terlebih ketiga anaknya sedang menjalani pendidikan seperti anak pertama duduk di bangku SMP dan dua orang lagi sedang mengenyam pendidikan SD.
"Ini kenyataan hidup dan saya harus kuat menerimanya," ucap Karwati usai menerima bantuan dari BPJS Ketenakerjaan Sumbarriau.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam Zarefriadi mengatakan, musibah yang terjadi tidak ada yang bisa diprediksi dan semua tidak ada yang menginginkanya.
"Namun dengan ikut serta menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan, maka menjadi ada kepastian untuk mendapatkan perlindungan kerja. Mudahan sumbangan ini, bisa membantu ahli waris dan saya berharap bisa dipergunakan dengan sebaik-baiknya," ucapnya.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014