Kami mendorong Dana Pensiun berinvestasi di pasar modal seperti saham, obligasi, dan surat berharga negara daripada di pasar uang seperti deposito,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan mendorong Dana Pensiun menanamkan investasi di pasar modal yang merupakan sektor jangka panjang.
"Kami mendorong Dana Pensiun berinvestasi di pasar modal seperti saham, obligasi, dan surat berharga negara daripada di pasar uang seperti deposito," kata anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani di Yogyakarta, Kamis.
Pada seminar nasional Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) bertema "Meningkatkan Peran dan Kinerja Dana Pensiun Pemberi Kerja Dalam Era Sistem Jaminan Sosial Nasional", ia mengatakan investasi di pasar uang atau bank hanya untuk kebutuhan likuiditas.
Menurut dia, saat ini perbandingan investasi Dana Pensiun di pasar modal dengan di pasar uang sebesar 60:40, dan ditargetkan dapat bergeser menjadi 70:30 kemudian 80:20. Target itu diharapkan dapat dicapai secara bertahap.
"Kami berharap Dana Pensiun dapat berpartisipasi dalam pembangunan melalui penyertaan langsung untuk sektor jangka panjang seperti proyek jalan tol," katanya.
Presiden Direktur PT Manulife Aset Management Indonesia (MAMI) Legowo Kesumonegoro mengatakan para pekerja di Indonesia perlu mempersiapkan dana pensiun meskipun ada beberapa tantangan.
"Tantangan itu di antaranya rendahnya jumlah penduduk yang memiliki tunjangan pensiun wajib dari pemerintah, suku bunga simpanan bank, dan rendahnya tingkat kekayaan finansial," katanya.
Menurut dia, untuk mempersiapkan dana pensiun perlu mempertimbahkan gaji dan upah, dukungan keluarga, kekayaan rumah tangga, dan manfaat pensiun.
"Kami juga menyediakan berbagai produk untuk menyiapkan dana pensiun masyarakat. Tentu saja dengan risiko yang terukur dan penempatan dana yang sesuai dengan peraturan pemerintah," katanya.
Ia mengatakan salah satu instrumen yang dikembangkan adalah reksadana dengan berbagai pilihan sesuai karakter investor seperti reksadana saham, pasar uang atau dana stabil dengan penempatan dana di obligasi pemerintah atau perusahaan.
"Produk itu ditawarkan melalui kerja sama dengan 14 bank, perusahaan efek, dan kantor cabang MAMI yang ada di Bandung, Surabaya, Semarang, dan Medan. Untuk masyarakat Yogyakarta bisa dilayani oleh tim khusus yang didatangkan manajemen dan melakukan sosialisasi di beberapa tempat strategis," katanya.
(B015/M008)
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014