Humas dituntut lebih menguasai persoalan lapangan dan sanggup mencari solusi yang tepat demi pelayanan informasi bagi publik,"

Jakarta (ANTARA News) - Profesi kehumasan menghadapi tantangan berat di tengah kemajuan teknologi dan menjamurnya media massa dan media sosial, kata praktisi kehumasan Gatot Dewa S Broto.

"Humas dituntut lebih menguasai persoalan lapangan dan sanggup mencari solusi yang tepat demi pelayanan informasi bagi publik," katanya, saat diskusi bedah buku karyanya "The PR 2: profesi penuh tantangan tapi bisa dinikmati" di Wisma Antara, Jakarta, Kamis sore.

Ia mengatakan kemajuan teknologi telah memicu kemunculan sejumlah media massa berbentuk "online" atau daring. Kecepatan informasi menjadi tantangan bagi para humas untuk menguasai setiap masalah di lapangan.

Bila kesimpangsiuran informasi dibiarkan, tambahnya maka dampaknya akan buruk bagi lembaga tersebut.

"Di sini peran humas penting untuk segera mengatasi ketidaktepatan informasi atau memperjelas sebuah persoalan, jangan sampai hal kecil menjadi besar," tukasnya.

Selama menjalani profesi humas sejak 2002, pengalaman unik dan penuh tantangan yang berhasil dihadapinya diceritakan dalam buku seri kedua itu.

Termasuk seni berkomunikasi dengan wartawan, juga diulas dalam buku setebal 561 halaman yang terbagi dalam empat bab itu.

Menurut mantan Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) ini, humas adalah profesi yang membanggakan, namun penuh tantangan.

"Dalam beberapa kasus ada juga pimpinan yang tidak mengoptimalkan peran humas karena memang ingin dikenal oleh publik," ucapnya.

Dalam buku pertama kata dia, lebih banyak mengulas tentang benturan-benturan implementasi regulasi dan kebijakan telekomunikasi domestik yang harus dikomunikasikan kepada media massa.

Sedangkan dalam buku kedua ini lebih mengedepankan benturan asing kontra domestik, kegalauan pelaksanaan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dan strategi menghadapi tekanan serta apresiasinya pada media.

Dalam buku itu, Gatot juga menceritakan pengalamannya berdebat dengan Dipo Alam yang kecewa dengan kecendurungan memburuknya kinerja humas-humas pemerintah.

"Peran humas-humas pemerintah juga perlu ditingkatkan, sehingga hak masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang kebijakan dan capaian kinerja pemerintah terpenuhi," katanya.

Selain itu, menurutnya ada kelemahan lain yang dihadapi humas yaitu membuat rilis ke media massa yang isinya tidak "seksi", sehingga jarang dikutip oleh media massa.

Kiat membuat rilis yang informatif, lugas dan cerdas tambahnya perlu dimiliki seorang humas yang sekaligus membantu wartawan dalam memverifikasi informasi.

Bedah buku yang difasilitasi LKBN Antara tersebut dihadiri seratusan peserta yang sebagian besar berprofesi sebagai humas dan wartawan.
(SDP-73/C004)

Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014