New York (ANTARA News) - Harga minyak di New York menguat pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah persediaan minyak mentah AS secara mengejutkan turun tajam, bahkan ketika produksi Libya yang lebih tinggi menekan kontrak minyak utama di London.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, naik 1,24 dolar AS menjadi ditutup pada 92,80 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman November bertambah 10 sen menjadi 96,95 dolar AS per barel di perdagangan London, setelah mencapai tingkat terendah dua tahun pada awal sesi.

Departemen Energi AS (DoE) mengatakan cadangan minyak mentahnya merosot 4,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 19 September, penurunannya jauh lebih besar 500.000 barel dari yang diproyeksikan oleh para analis dalam survei oleh Dow Jones Newswires.

Laporan DoE juga menunjukkan bahwa stok bensin turun 414.000 barel, lebih dari dua kali lipat perkiraan penurunan.

"Persediaan keluar lebih bullish daripada banyak spekulasi," kata Oliver Sloup dari iiTrader.

Minyak Brent merosot ke terendah baru dalam dua tahun terakhir pada pagi hari di 95,60 dolar AS, terpukul oleh "ketakutan melemahnya permintaan global dan tanda-tanda pasokan yang lebih kuat," menurut Matt Smith, analis di Schneider Electric.

Kontrak Eropa terpukul oleh laporan bahwa Libya telah memulihkan produksinya di ladang minyak Sharara, ladang terbesar negara ini, dan oleh penurunan indikator kepercayaan bisnis Ifo Jerman menjadi 104,7 pada September, tingkat terendah sejak April 2013.

Tetapi Brent meningkat kemudian pada akhir sesi dan reli ke wilayah positif dalam kurang lebih setengah jam terakhir perdagangan karena rumor pemboman di Libya timur belum dikonfirmasi. Rumor Libya juga mengangkat kenaikan WTI di akhir sesi.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014