Ini merupakan produk baru, teknologi baru, yang dibuat di Indonesia,"Jakarta (ANTARA News) - Produsen elektronik asal Korea Selatan meluncurkan televisi pintar (smart tv) dengan teknologi terkini ultra HD (high definition) 4K yang diproduksi di Indonesia untuk memperkuat daya saing.
"Ini merupakan produk baru, teknologi baru, yang dibuat di Indonesia," kata Presdir PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) Jae Young Le, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan pasar televisi (tv) ultra HD 4K merupakan era baru menyambut kebijakan siaran digital, yang akan menjadi tren pula di Indonesia.
Untuk meningkatkan daya saing produk tv ultra HD-nya, lanjut dia, LG memproduksi model tersebut di Indonesia agar lebih mendekati pasar domestik.
"Selain untuk pasar domestik, kami juga mengekspor tv ultra HD tersebut," ujar Jae Young Lee.
"Selain untuk pasar domestik, kami juga mengekspor tv ultra HD tersebut," ujar Jae Young Lee.
Sebanyak 20-30 persen produksi tv ultra HD LGEIN diekspor antara lain ke Australia, New Zealand, dan sejumlah negara lainnya di ASEAN.
LGEIN memproduksi seluruh ukuran tv ultra HD-nya mulai dari 84 inci, 79 inci, 65 inci, hingga yang terkecil 42 inci.
"Panelnya diimpor dari pabrik kami di Korea Selatan," kata Jae Young Lee.
Harga tv dengan resolusi tinggi itu (3.840x2.160 pixel) itu mulai dari Rp7,99 juta sampai Rp199,9 juta/unit. Banyak teknologi canggih dibenamkan pada tv yang menggunakan sistem operasi WebOs itu, seperti kemampuan merekam di saat bersamaan menonton tayangan lain dari saluran yang beda.
Direktur Pemasaran LGEIN Budi Setiawan mengatakan produksi tv ultra HD di Indonesia dilakukan untuk mengantisipasi perdagangan bebas ASEAN dengan negara lain, seperti Tiongkok.
"Bila kami sudah berproduksi di sini, harga kami akan lebih bersaing," katanya. Apalagi, lanjut dia, LG telah memiliki jaringan distribusi dan servis yang lengkap dari Sabang sampai Merauke.
Harga tv dengan resolusi tinggi itu (3.840x2.160 pixel) itu mulai dari Rp7,99 juta sampai Rp199,9 juta/unit. Banyak teknologi canggih dibenamkan pada tv yang menggunakan sistem operasi WebOs itu, seperti kemampuan merekam di saat bersamaan menonton tayangan lain dari saluran yang beda.
Direktur Pemasaran LGEIN Budi Setiawan mengatakan produksi tv ultra HD di Indonesia dilakukan untuk mengantisipasi perdagangan bebas ASEAN dengan negara lain, seperti Tiongkok.
"Bila kami sudah berproduksi di sini, harga kami akan lebih bersaing," katanya. Apalagi, lanjut dia, LG telah memiliki jaringan distribusi dan servis yang lengkap dari Sabang sampai Merauke.
Ia optimistis LG mampu menjadi pemimpin pasar di segmen tv ultra HD yang pasarnya hanya sekitar satu persen dari total pasar tv secara nasional. Pasar tv secara nasional sendiri tahun ini diproyeksi akan tembus angka sekitar 4,5 juta unit.
"Saat ini saja kami sudah menguasai pasar televisi ultra HD sebesar 55 persen," kata Budi (*)
"Saat ini saja kami sudah menguasai pasar televisi ultra HD sebesar 55 persen," kata Budi (*)
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014