Kondisi di dalam negeri akan membuat pergerakan mata uang rupiah bergerak dalam kisaran yang terbatas
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, menguat 32 poin menjadi Rp11.931 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.963 per dolar AS.
"Faktor eksternal menopang penguatan rupiah. mata uang dolar AS yang sempat mengalami penguatan cukup cepat dalam beberapa hari terakhir ini masuk dalam fase jenuh beli sehingga rupiah terangkat meski masih dalam kisaran yang terbatas," ujar Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Rabu.
Di sisi lain, lanjut dia, pemerintah Amerika Serikat diperkirakan melakukan intervensi agar penguatan dolar AS yang sempat terjadi dalam beberapa hari terakhir ini dapat diredam agar tidak terlalu cepat.
"Penguatan dolar AS yang terlalu cepat dapat mengganggu target ekonomi AS, dan memperlambat perbaikan perekonomian ke depannya. Kondiasi itu menjadi salah satu faktor mata uang rupiah berada dalam area penguatan," katanya.
Sementara dari dalam negeri, lanjut Rully Nova, belum banyak beredar sentimen yang mampu menopang. Pelaku pasar masih wait and see terhadap kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, serta pelantikan presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla periode 2014-2019.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar uang di dalam negeri juga sedang menanti realisasi pembangunan infrastruktur pada pemerintahan baru mendatang.
"Kondisi di dalam negeri akan membuat pergerakan mata uang rupiah bergerak dalam kisaran yang terbatas," ucapnya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu (24/9) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp11.976 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp11.987 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014