Jakarta (ANTARA News) - Jauh sebelum Coco Chanel atau Chistian Dior menggurita sebagai merek fesyen dunia, Negeri Tiongkok telah menyediakan tekstil buat dunia lewat Jalur Suteranya.

Sejarah fesyen di Asia tergolong tua dan jauh lebih otentik daripada karya disainer Barat.Berangkat dari ide menggencarkan kembali apresiasi terhadap talenta disainer Asia, Samantha Tan mulai membangun SHOPtheMAG pada tahun 2010.

"Saya berburu disainer dengan karya yang otentik dan berkelas dunia. Saya pergi ke banyak negara di Asia, salah satunya Indonesia," ujar Samantha.

Dalam hal ini Samantha berperan sebagai kurator dan membeli karya para disainer Asia yang berbakat. Produk kemudian dijual secara daring dan dalam kurun empat tahun berdiri, pembeli di laman SHOPtheMAG telah meningkat hingga dua kali lipat.

"Kami sangat mengutamakan kualitas. Kebijakan return dan refund kami juga sangat profesional. Asalkan label harga belum dirusak atau copot dari produk, kami pasti menerima return dan refund," kata dia.

Beberapa nama disainer Indonesia yang ada di katalog SHOPtheMAG adalah Johnny Ramli (disainer perhiasan) dan Lulu Yasmine (disainer busana).Sementara para disainer lain datang dari Singapura, Malaysia, Australia, India, Tiongkok, India, Vietnam, Korea Selatan, Hong Kong, dan Thailand.

Man Chien, salah seorang disainer yang karyanya dipasarkan SHOPtheMAG, mengaku sangat senang bisa tergabung dalam proyek ini.Karya disainer asal Malaysia ini terbuat dari bahan katun berwarna putih atau krim terang yang dilukis dengan cat air. Ia juga berkreasi dengan kertas dan kayu sehingga bisa menjadi sebuah tas yang cantik. (E012)

Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014