Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Jumat pagi, melemah sehingga kembali di atas level Rp9.100 per dolar AS menjadi Rp9.110/9.114 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.095/9.110 dolar AS atau mengalami penurunan sebesar empat poin. "Rupiah terus melemah sepanjang pekan ini, namun koreksi harga yang terjadi relatif kecil, karena sebagian pelaku pasar masih belum masuk aktif," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Jumat. Menurut dia, pasar akan kembali normal pada pekan depan, karena pelaku pasar mulai aktif bermain dengan melakukan transaksi, sehingga pergerakan kedua mata uang itu akan berada dalam kisaran yang agak melebar. Meski rupiah cenderung merosot, pergerakannya dinilai masih stabil, karena posisinya masih berada dalam kisaran yang sempit antara Rp9.100 sampai Rp9.150 per dolar AS, katanya. Rupiah, lanjutnya, seharusnya mampu bergerak naik sehingga posisinya berada di bawah level Rp9.100 per dolar AS, karena mata uang asing itu di pasar regional agak tertekan terhadap yen dan sejumlah mata uang Asia lainnya. Namun momentum positip itu belum mendorong rupiah menguat bahkan agak tertekan, karena aktifitas pasar belum ramai, apalagi investor besar masih meneruskan liburan panjang hari Raya Idul Fitri, katanya. Inflasi yang terkendali pada Oktober 2006 ini merupakan salah satu faktor yang menahan rupiah mampu berada dalam kisaran tersebut, suatu kondisi juga membuat Bank Indonesia memiliki peluang untuk kembali menurunkan suku bunganya. Meski demikian dikhawatirkan adanya ancaman yaitu dana asing akan keluar bersama-sama dalam satu waktu tertentu, karena sepertiga cadangan devisa negara yang mencapai 42,34 miliar dolar AS merupakan uang panas mengingat tingkat suku bunga rupiah dan dolar AS makin mengecil, tuturnya. Dia mengatakan, pemerintah kemungkinan telah memperhitungkan hal itu dan mengantisipasi, sehingga pergerakan rupiah masih tetap dibawah target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp9.300 per dolar AS. "Kami optimis pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk tetap menjaga pergerakan rupiah sehingga pasar tetap optimis pertumbuhan ekonomi nasional akan terus berkembang dengan baik," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006