Brussels (ANTARA News) - Jumlah orang Eropa yang bergabung dengan pejuang Islam di Suriah dan Irak telah melonjak menjadi sekitar 3.000 dari hanya 2.000 dalam beberapa bulan lalu, kata kepala kontra-terorisme Uni Eropa Selasa.
Dalam satu wawancara eksklusif dengan AFP, Gilles de Kerchove, mengatakan aliran orang Eropa mungkin telah didorong oleh deklarasi kelompok militan Negara Islam (IS) pada Juni mengenai kekhalifahan yang mencakup wilayah luas Suriah dan Irak.
IS yang sebelumnya dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) telah berperang melawan pemerintah Suriah sejak 2012.
Pada Juni 2014, kelompok itu memperluas serangannya ke utara dan Irak barat, kemudian mendeklarasikan kekhalifahan di wilayah-wilayah yang telah dikuasainya.
Pada awal September, Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah mengumumkan pembentukan koalisi internasional untuk melawan gerilyawan garis keras IS dan memberikan kewenangan serangan udara AS terhadap IS dengan target di Suriah, sambil terus melakukan serangan udara di Irak, yang telah dimulai pada Agustus.
Serangan udara yang dipimpin Amerika Serikat menewaskan sedikitnya 120 pejuang jihad di Suriah, Selasa, kata satu kelompok pemantau.
Korban tewas termasuk lebih dari 70 anggota Negara Islam (IS), di Suriah utara dan timur, selain 50 gerilyawan Al-Qaida Suriah, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.
Delapan warga sipil, di antara mereka tiga anak-anak, tewas dalam serangan AS di bagian barat Provinsi Aleppo utara, kata Observatorium.
Kelompok itu mengatakan, setidaknya 300 orang terluka dalam serangan tersebut, sekitar 100 di antaranya dalam kondisi serius.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014