Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Tunisia, Abdelwaheb Abdallah, dijadwalkan mengunjungi Indonesia, 22 sampai 24 November 2006, dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral di antara kedua negara. "Presiden Zine El Abidine Ben Ali melalui Menlu Abdelwaheb mengharapkan kunjungan tersebut akan semakin memperkuat hubungan bilateral yang sudah terbentuk sejak tahun 1952," ujar Duta Besar Tunisia Faysal Gouia, dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat. Menurut dia, memasuki hari jadinya yang ke-19 pada 7 November, negeri yang berada di benua Afrika itu telah melalui priode yang amat penting dalam perkembangan sejarah dunia. "Pemerintah Tunisia saat ini sedang berkosentrasi melakukan pembangunan dalam bidang politik dan meningkatkan integrasi sosial dalam masyarakatnya berdasarkan prinsip kebebasan, demokrasi, pluralisme serta penghormatan terhadap solidaritas dan Hak Asasi Manusia (HAM)," ujarnya. Dalam bidang ekonomi, kata dia, Tunisia merupakan salah satu negara di Afrika dan dalam dunia Arab yang mampu bersaing dalam bidang ekonomi, terbukti dari laporan yang dikeluarkan oleh "World Economic Forum" tahun 2006-2007. "Negara kami berada pada urutan ke-30, dan ini naik tujuh peringkat dari tahun lalu," kata dia. Gouia mengemukakan dalam menjalankan politik luar negerinya, Tunisia mengedepankan keterbukaan yang moderat, berdasarkan komitmennya pada Piagam PBB serta hukum internasional. "Kami tidak pernah lelah mempromosikan perdamaian dan kerjasama di wilayah kami sendiri serta di seluruh dunia," katanya. Di bawah kepemimpinan Presiden Ben Ali, ujar Gouia, Tunisia telah berusaha keras untuk memperkuat keberadaanya di Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang sama-sama memiliki ikatan sejarah, terutama karena Indonesia telah memberikan dukungan kepada perjuangan Tunisia untuk merebut kemerdekaannya pada awal tahun 50-an. "Tunisia dan Indonesia pertama kali melakukan kontak bilateral pada tahun 1952, ketika Komite Solidaritas untuk Afrika Utara dibentuk yang bertujuan untuk mendukung kebebasan negara-negara Maghribi," katanya. Kunjungan Presiden Indonesia pada November 1993 telah memberikan daya dorong yang kuat pada hubungan bilateral yang telah terjalin serta meningkatkan kerjasama Selatan-Selatan. Gouia mengharapkan, kunjungan Menlu Tunisia pada 22 November mendatang dapat meningkatkan kerjasama antara Tunisia dan Indonesia seperti dalam bidang perdagangan, investasi, pajak, pariwisata, teknologi, informasi serta dalam bidang keagamaan. (*)
Copyright © ANTARA 2006