Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, menguat 24 poin menjadi Rp11.951 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.975 per dolar AS.
"Mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri maupun eksternal," ujar Pengamat pasar uang Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, faktor teknikal merupakan salah satu sentimen pendorong bagi mata uang rupiah untuk bergerak menguat setelah dalam beberapa hari terakhir berada dalam tren pelemahan.
Ia menambahkan bahwa inflasi domestik pada tahun ini yang diperkirakan sesuai target menambah sentimen bagi rupiah. Dalam beberapa bulan terakhir inflasi relatif masih di bawah kontrol Bank Indonesia sehingga inflasi sepanjang 2014 masih akan sesuai dengan target BI yakni 4,5 persen plus minus 1 persen.
Di sisi lain, lanjut dia, ekspektasi yang cukup tinggi terhadap pemerintahan baru untuk memperbaikan ekonomi Indonesia seiring dengan akan gencarnya pembangunan infrastruktur menambah sentimen positif.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan bahwa meningkatnya aktivitas sektor manufaktur Tiongkok dan harga minyak dunia yang cenderung menurun mengurangi kekhawatiran pelaku pasar keuangan di dalam negeri terhadap defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia.
"Itu mungkin menjadi salah satu yang memberikan sentimen positif untuk rupiah terhadap dolar AS," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa (23/9) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp11.987 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp11.972 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014