... Prancis tidak takut... "
Paris (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan, video seorang pria Prancis, yang diculik di Aljazair, asli. Prancis juga tidak takut pada ancaman teror ISIS dan lain-lain organisasi sejenis.

"Kami memastikan keaslian video itu, yang menunjukkan gambar sandera Prancis, Herve Gourdel, yang diculik di Aljazair, di wilayah Tizi Ozou, pada Minggu," kata kementerian itu dalam pernyataan.

"Ancaman kelompok teroris ini menunjukkan sekali lagi kekejaman yang ekstrim dari Daesh (Negara Islam/IS), dan mereka mengatakan berafiliasi pada kelompok itu," katanya.

Tentara Khalifah yang bermarkas di Aljazair, yang pada 14 September berjanji setia kepada Negara Islam, yang sebelumnya disebut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) mengatakan, Senin, mereka telah menculik Gourdel dan akan membunuhnya dalam waktu 24 jam jika Prancis tidak menghentikan intervensi di Irak.


Sebelumnya, Prancis berusaha meyakinkan warganya tentang kesiapan mereka menghadapi serangan-serangan di wilayahnya setelah kelompok Negara Islam mengeluarkan seruan bagi kaum Muslim supaya membunuh warga negara yang pemerintah-pemerintahnya melawan kelompok militan itu.

"Prancis tidak takut," kata Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, berulang-ulang dalam pernyataan yang disiarkan televisi menanggapi ancaman terhadap para anggota koalisi anti IS yang dipimpin Amerika Serikat.

"Prancis siap menghadapai ancaman itu," kata Cazeneuve, dengan menambahkan bahwa pasukan keamanan sudah dimobilisasi penuh.

"Ini bukan kali pertama Prancis diancam kelompok-kelompok teroris yang menyerang nilai-nilai toleran... menghargai HAM dan demokrasi yang Prancis junjung tinggi melalui sejarah sekulernya," kata dia.

Prancis, Jumat, bergabung dengan Amerika Serikat melakukan serangan-serangan udara terhadap kelompok IS yang menguasai sejumlah kawasan di Irak dan Suriah. Kelompok itu telah menyatakan kekhalifahan di dua negara itu.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014