Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Tarman Azzam, mengatakan pers Indonesia sangat kehilangan atas meninggalnya Ketua Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS), H. Mahtum Mastoem, karena banyak sekali keteladanan yang dapat ditiru dari tokoh pers tersebut.
"Keteladanan dari almarhum seperti sikapnya yang demokrat hingga terpilih menjadi Ketua Harian SPS," katanya, di Jakarta, Jumat.
Tarman mengemukakan hal itu guna mengenang salah seorang tokoh pers Indonesia, yakni H. Mahtum Mastoem, Ketua Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat, yang pada Jumat pagi meninggal dunia pada usia 57 tahun di Jakarta.
Menurut Tarman, almarhum dengan sikap kesabaran dan solidaritas yang tinggi telah mampu membawa SPS dapat mengambil peran dalam situasi sulit dunia pers di tanah air. Almarhum juga memiliki keinginan yang kuat untuk memajukan organisasi yang dipimpinnya itu.
"Dalam situasi saat ini, sulit sekali kita mencari tokoh muda pers sekelas almarhum Mahtum Mastoem," katanya.
Menurut Sukarno, adik Mahtum, sang kakak sulung sempat menjalani operasi pemasangan cincin jantung sebelum bulan Ramadhan.
"Hari Selasa (31/10), saat sedang memberikan ceramah di Universitas Pelita Harapan (UPH) dia jatuh lemas dan kemudian pingsan," kata Sukarno ketika dihubungi ANTARA lewat telepon.
Mahtum, masih menurut Sukarno, lantas dirawat di Rumah Sakit PGI Cikini dan mendapatkan perawatan intensif serta bantuan pernapasan.
"Kondisinya sempat membaik beberapa hari, bahkan sudah mulai diinfus dengan cairan biasa. Namun tadi sekitar pukul 02.30 WIB dini hari keadaan memburuk hingga akhirnya dua jam setelah itu dinyatakan tak tertolong lagi," lanjut dia.
Rencananya setelah disemayamkan di rumah duka, jenasah akan dikebumikan di TPU Al-Kamal Kedoya, Jakarta Barat, selepas shalat Jumat. (*)
Copyright © ANTARA 2006