Jakarta (ANTARA News) - Ekonom utama Bank Mandiri, Martin Panggabean, memperkirakan BI rate pada 2007 tidak akan turun seagresif pada 2006, akibat adanya hambatan selisih suku bunga dengan bank sentral Amerika Serikat (The Fed).
"Saat ini selisih (interrest rate differential) antara BI rate dan The Fed rate telah mendekati level terendah, yakni pada kisaran 5 - 5,5 persen," katanya kepada wartawan, di Jakarta, Kamis.
Menurut Martin, pelemahan kurs rupiah akan terjadi bila selisih suku bunga antara BI rate dan Fed rate berada di bawah lima persen.
Namun demikian, Martin menilai pelemahan kurs rupiah masih bisa ditolerir hingga kisaran level Rp9.400 - Rp9.500 per dolas AS, sebab level ini merupakan angka fundamental rupiah.
Martin menganggap nilai kurs rupiah pada level Rp9.150 per dolar AS saat ini masih terlalu kuat (overvalued).
"Bila kurs rupiah menjadi level Rp9.400-RP9.500 per dolar AS akan mendorong pertumbuhan ekspor dan lebih kompetitif," katanya.
Dia memperkirakan hingga akhir tahun ini, BI rate akan berada pada kisaran 10 - 10,25 persen, mengingat pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia bulan November akan menghasilkan keputusan untuk menurun BI rate hingga 50 basis poin.
Saat ini perekomian Amerika Serikat sedang melambat dan diperkirakan akan mengalami resesi pada tahun 2007, kemungkinan The fFed akan menurunkan rate-nya untuk mengatasi hal itu, tambahnya.
"Kemungkinan The Fed akan menurunkan ratenya sekitar 50 basis point, sehingga penurunan BI rate harus memperhatikannya," ungkap Martin. (*)