Harian Metro terbitan Kuala Lumpur, Selasa, melaporkan, pemimpin utama aliran sesat yang merupakan pegawai di sebuah Jabatan Agama Islam Negeri itu gagal ditahan pada Jumat (19/9) karena ia tidak muncul di Lapangan Terbang Antarbangsa Kuala Lumpur 2 (KLIA2).
"Yang ada ialah tujuh orang lain termasuk dua perempuan dan seorang anak-anak. Pihak berwajib mengenali mereka sebagai perantara pemimpin utama aliran sesat itu," kata satu sumber yang dikutip harian itu.
Namun, pihak berwajib tidak memiliki perintah tangkap terhadap ketujuh orang tersebut sehingga mereka dibiarkan lolos.
"Ada kemungkinan dia (tersangka utama) sudah lari ke Indonesia menggunakan jalur ilegal," katanya.
Menurut dia, hasil pengusutan pihak berwenang menunjukkan bahwa Indonesia menjadi pilihan kelompok itu untuk melarikan diri dan "menambah ilmu."
Pejabat Kementerian Dalam Negeri Malaysia Zamihan Mat Zin Al Ghari mengatakan kelompok tersebut diduga memiliki dana hingga tiga juta ringgit (Rp11 miliar) dan berpotensi terjerumus ke aktivitas militan.
Kelompok tersebut diduga memiliki sekitar 5.000 anggota di seluruh Malaysia dan memperoleh sumber keuangan dari hasil sumbangan anggotanya.
Selain bergerak di dalam negeri, hasil pengusutan juga mendapati kelompok itu mempunyai kaitan dengan sebuah organisasi politik di negara tetangga.
"Ajaran itu bergerak aktif di Selangor, Wilayah Persekutuan dan Negeri Sembilan, sebelum mulai menyusup masuk ke bagian utara Semenanjung setelah aktivitas mereka mulai diendus pihak berwajib," katanya. (N004)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014