Makkah (ANTARA News) - Setelah melakukan kunjungan kerja di Jeddah dan Madinah, mulai Senin malam Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh Kemenag, Abdul Djamil, sampai di Makkah untuk meninjau dan mengevaluasi penyelenggaran ibadah haji jamaah Indonesia, termasuk persiapan puncak Haji di Arafah dan Mina (Armina).
Pada Senin pagi hingga sore, Dirjen langsung mengadakan rapat evaluasi dan koordinasi di Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah.
"Sekarang di Makkah untuk melihat laporan kemajuan penyelenggaraan haji," kata Abdul Djamil, di Makkah, Senin. Hal-hal yang akan diperhatikan oleh Dirjen terutama adalah masalah penerimaan jamaah, pemondokan dan transportasi.
Abdul Djamil mengatakan, saat ini sekitar 70 persen penginapan di Makkah lebih dari 2.000 meter dari Masjidil Haram sehingga diperlukan transportasi yang maksimal. Ia mengatakan, jarak penginapan makin jauh karena saat ini ada perluasan Masjidil Haram sehingga banyak penginapan di sekitarnya yang dibongkar.
Namun demikian, katanya, dalam hal penginapan, Kemenag menggunakan kriteria penginapan yang lebih bagus dari sebelumnya. "Setara dengan bintang tiga dan ada yang lima," katanya.
Selain itu, Dirjen juga melihat sejauh mana pelayanannya. Dalam hal perlindungan jamaah haji di Makkah, ia mengatakan dilaporkan masalah haji tersesat dan kriminal namun jumlahnya masih minim atau bisa tertangani, salah satunya adalah jamaah yang kehilangan tas saat tertidur di Masjidil Haram.
Selain itu, Dirjen memantau persiapan menuju puncak haji atau sering dikenal dengan Armina (Arafah dan Mina). "Persiapan sudah lebih dari 80 persen," katanya.
Ia mengatakan pada saat Armina ada jutaan umat Islam yang bergerak dari Makkah menuju Arafah dan lalu ke Mina sehingga perlu koordinasi yang bagus agar jamaah Indonesia tertangani dengan baik.
Dirjen mengatakan jumlah jamaah haji reguler Indonesia sebesar 155.200 orang. Untuk itu, katanya, pada saat Armina tenaga dari Jeddah dan Madinah akan ditarik sementara untuk memberikan bantuan,
"Semua perlu dikawal supaya jamaah bisa naik bus dengan tepat dan tidak tersesat saat bersama dengan seluruh umat Islam dunia melakukan ibadah haji," katanya.
Selanjutnya, dalam persiapan Armina maka rapat-rapat koordinasi terus dilanjutkan termasuk dengan muasasah (pihak swasta Arab Saudi yang mengurusi masalah haji).
Puncak haji atau wukuf di Padang Arafah diperkirakan akan jatuh pada tanggal Jumat tanggal 3 Oktober. Setelah itu jamaah akan menginap di Muzdalifah dan dilanjutkan perjalanan ke Mina untuk melempar jumrat. (*)
Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014