Jakarta (ANTARA News) - Tim Pengawas Impor Beras mengingatkan Perum Bulog agar beras impor yang mulai masuk ke sejumlah pelabuhan di Indonesia jangan sampai beredar ke pasaran umum supaya tidak berdampak terhadap harga beras dalam negeri. Salah satu anggota Tim Pengawas Impor Beras, Winarno Tohir di Jakarta, Kamis menyatakan, selama ini setiap ada beras impor selalu ada kesan akan dijual ke pasar umum. "Beras impor tersebut jangan sampai masuk ke pasar umum. Kalau sampai masuk ke pasar umum, justru menjadi beban kita. Nanti menjadi pertanyaan, apa kerjaan kita kalau beras impor tetap masuk ke pasar umum?" katanya usai mamantau pembongkaran beras impor di Bitung, Sulawesi Utara. Sementara itu dilaporkan beras impor mulai masuk ke beberapa Pelabuhan di Indonesia, salah satunya Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara sebanyak 13.550 ton dari rencana 30 ribu ton. Menyinggung keberadaan beras impor itu, Winarno Tohir mengatakan, pelaksanaan tender impor beras hingga proses pengiriman beras dari Vietnam ke Indonesia telah berjalan baik dan sesuai prosedur. Untuk tender impor beras, tambahnya, semua pihak termasuk perusahaan dalam negeri diberikan kesempatan untuk ikut tender, begitu juga dengan beras impor yang masuk ke Indonesia hingga kini sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Bahkan untuk memastikan apakah beras tersebut sudah memenuhi persyaratan tim pengawas yang terdiri dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Dewan Tani Indonesia melakukan kunjungan ke negara asal beras impor yaitu Vietnam. "Kita sudah cek stok dan hasil analisa ternyata beras impor sudah sesuai dengan permintaan, termasuk dari mulai pemuatan dari negara asal hingga pengiriman ke Indonesia," katanya. Winarno yang juga Ketua Umum KTNA itu menyatakan, hasil pemantauan tim pengawas juga mendapati dalam pembongkaran hingga pengiriman beras impor ke gudang Bulog berjalan baik, misalnya beras yang diangkut truk dari pelabuhan hingga ke gudang Bulog ternyata disegel. Dikatakannya, pihaknya telah membuat tim pemantau di lapangan terutama di pelabuhan yang menjadi tujuan pendaratan beras impor yakni 11 pelabuhan seperti Pelabuhan Bitung (Sulut), Kupang (NTT), Biak, Jayapura dan Sorong (Papua), Lhoksemawe (NAD), Balikpapan (Kaltim), Belawan (Sumut), Dumai (Riau), Ambon (Maluku) dan Padang (Sumbar). Sementara itu, Kepala Divre Perum Bulog Sulut, S. Ariyanto mengatakan, berdasarkan alokasi Pelabuhan Bitung Sulut akan masuk beras impor sebanyak 30 ribu ton yang mana saat ini sudah masuk sebanyak 13.550 ton dari dua kali pengapalan yaitu MV. Hung Vuong 02 sebanyak 6.550 ton dan Vinh Hoa sebanyak 7 ribu ton yang kini dalam pembongkaran. Sedangkan sisanya direncanakan akan sandar pada 3 November 2006 yang diangkut MV. Tan Binh 20 sebanyak 9.700 ton dan MV Bin Phuoc sebanyak 6.750 ton masih dalam perjalanan dari Vietnam. Beras impot tersebut akan disimpan di gudang beras Bulog Mandidir I dan II masing-masing sebanyak 15 ribu ton. "Beras impor itu untuk keperluan beras masyarakat miskin (Raskin) dan bagian dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk bantuan bencana alam, operasi pasar serta Kanwil Kehakiman," katanya. Dikatakan, saat ini stok di Gudang Divre Bulog Sulut tinggal 2.500 ton yang rencanakan akan digunakan untuk penyaluran Raskin pada Januari dan Februarai 2007. Selama ini Divre Sulut harus menyalurkan raskin untuk dua provinsi yaitu Sulut dan Gorontalo.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006