Palu (ANTARA News) - Buronan kasus kekerasan dan terorisme, Santoso, nyaris tertangkap aparat saat kelompok yang dipimpinnya terlibat baku tembak beberapa hari lalu di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Juru bicara Polda Sulawesi Tengah AKBP Utoro Saputro di Palu, Senin, menyatakan baku tembak itu melibatkan aparat TNI dari Kodim 1307/Poso dengan belasan warga bersenjata di Dusun Sipatokan, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Jumat (19/9).
Kawanan bersenjata yang diduga di dalamnya terdapat Santoso itu kemudian kabur ke tengah hutan dengan meninggalkan ratusan peluru dan barang bukti lainnya.
Saat itu 30-an pasukan TNI sedang melakukan penyisiran terpisah dengan pasukan Polri, dan secara tidak sengaja mendapati sebuah gubuk yang di dalamnya terdapat belasan orang.
Utoro Saputro mengaku tidak mengetahui pihak yang menembak terlebih dahulu. Kontak senjata pada siang hari berlangsung sekitar 30 menit.
Usai baku tembak, kelompok bersenjata itu kabur ke tengah hutan. Secara perlahan pasukan TNI mulai mendekat ke gubug yang di dalamnya terdapat bercak darah dari pihak kelompok bersenjata.
Aparat menemukan sejumlah barang bukti berupa 320 peluru kaliber 5,56 mm, 12 bom rakitan, 13 selongsong peluru, dua magazen, dua peta, dua tas ransel, 12 alas tidur, dan sejumlah barang lainnya.
Berdasarkan jumlah alas tidur itu, polisi menduga para pelaku berjumlah 12 hingga 15 orang yang di dalamnya terdapat Santoso.
Barang bukti tersebut saat ini telah diserahkan kepada polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Polisi menduga kawanan bersenjata itu terkait pembunuhan terhadap Muhammad Fadli, warga Desa Padanglembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, pada Kamis (18/9) malam, atau satu hari sebelum terjadi kontak senjata.
Dari kasus itu aparat TNI dan Polri mengejar pembunuh yang diduga masih berada di sekitar lokasi kejadian perkara.
Pewarta: Riski Maruto
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014