Poso (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Djoko Santoso menegaskan, situasi dan kondisi keamanan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, berangsur membaik setelah terjadi eskalasi gangguan keamanan. "Situasinya sudah mulai membaik meski belum semuanya mencakup wilayah Poso," katanya menjawab ANTARA News di Kabupaten Poso, Kamis. Ia mengatakan, TNI khususnya Angkatan Darat akan berkomitmen untuk selalu membantu pihak kepolisian dan Pemda setempat untuk menjaga keamanan di seluruh wilayah Indonesia termasuk Poso dan sekitarnya. Tentang perlu tidaknya penambahan pasukan TNI di Poso, Djoko menegaskan hingga kini pihaknya belum akan melakukan penambahan pasukan di wilayah yang mulai dilanda kerusuhan pada April 1998. TNI-AD, tambah dia, hanya akan menambah 400 personel dari satuan Zeni untuk membantu pembangunan 1.009 unit rumah tinggal sederhana (RTS) bagi korban konflik Poso. Ditanya upaya TNI untuk menciptakan situasi keamanan yang kondusif, Kasad mengatakan, hal itu dilakukan melalui pembekalan mengenai wawasan kebangsaan berbangsa dan bernegara kepada masyarakat setempat oleh anggota-anggota TNI. "Jadi, untuk menciptakan situasi keamanan yang kondusif TNI belum akan melakukan penambahan pasukan dan karena ini bukan situasi darurat maka masalah keamanan akan ditangani terlebih dulu oleh pihak kepolisian, dan TNI membantu bila diperlukan," ujar dia. Tentang pengamanan perbatasan di sekitar Sulawesi Tengah yang kerap menjadi pintu masuk penyelundupan senjata dalam konflik di Poso, Kasad mengatakan, "Sebagai pagar wilayah perbatasan tentu akan tetap menjadi perhatian TNI untuk melakukan pengamanan. Bagaimanapun pengamanan di wilayah perbatasan apalagi untuk mencegah masuknya pihak-pihak dan peralatan seperti senjata untuk memicu konflik harus tetap dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan," katanya. Tetapi, lanjut Kasad, tetap tidak akan ada penambahan personel pasukan TNI di wilayah Sulawesi Tengah khususnya Poso. Situasi keamanan di Poso kembali memanas sejak terjadi bentrok seratusan anggota Brimob dengan warga Kelurahan Gebang Rejo, Minggu malam (22/10), yang menewaskan Syaifuddin alias Udin (22) dan melukai Muhammad Rizki alias Kiki (29) akibat terjangan timah panas aparat. Bentrok antara anggota Brimob dengan warga pengantar jenazah Udin berlanjut Senin siang (23/10), mengakibatkan dua warga menderita luka tembakan pasukan elit Polri itu. Akibat peristiwa bentrok yang mengakibatkan jatuhnya korban di pihak warga itu, pengamanan terbuka di kota Poso melibatkan anggota TNI sejak malam takbiran hingga sesudah pelaksanaan shalat ied, Selasa (24/10). Pasca-bentrok tersebut terjadi serangkaian aksi pembakaran, yakni di Gereja Eklesia dan sebuah rumah tinggal anggota polisi di kelurahan Gebang Rejo, serta di Kelurahan Lawanga sekelompok orang membakar aset milik seorang anggota polisi. Wakapolda Sulteng, Kombes Pol I Nyoman Sindra, di Palu, Jumat (27/10), mengatakan tim Propam Mabes Polri dan Polda Sulteng sudah memeriksa sejumlah anggota Brimob yang terlibat bentrok dengan warga di Keluruhan Gebang Rejo, kota Poso.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006