Wonosobo (ANTARA News) - Direktur Pendidikan Madrasah, Prof. Dr. Phil. H. M. Nur Kholis Setiawan, M.A, menyambut gembira jika pemerintahan mendatang menetapkan 1 Muharam sebagai hari santri nasional, sekaligus pula sebagai perwujudan adanya pengakuan peningkatan kualitas lembaga pendidikan Ialam.
Tidak ada ruginya bagi Kementerian Agama, kata Nur Kholis Setiawan di sela mendampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin meresmikan madrasah Aliyah Satu Atap Al Hikam di Tempelsari, Wonosobo, Jawa Tengah, Senin.
Menurut Nur Kholis, justru dengan ditetapkannya 1 Muharam sebagai hari santri nasional merupakan ungkapan pengakuan akan eksistensi madrasah, pondok pesantren dan sejumlah lembaga pendidikan Islam yang akan mendorong para santrinya untuk meningkatkan kualitasnya.
Sebelumnya Rapat Kerja Nasional (rakernas) PDI Perjuangan ke IV merekomendasikan dukungan kepada presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menetapkan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional.
"Mendukung rencana presiden terpilih menetapkan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional," kata Ketua Bidang Politik DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani saat membacakan hasil Rakernas IV PDI Perjuangan di Marina Convention Center Semarang, Sabtu (20/9) malam.
Sebelumnya Widodo (Jokowi), dalam kampanyenya, berjanji memperjuangkan pencanangan Hari Santri Nasional yang rencananya akan diperingati setiap 1 Muharram.
Hal tersebut disampaikannya secara langsung saat melakukan kunjungan di Pondok Pesantren (ponpes) Babussalam di Banjarejo, Pagelaran, Malang, Jawa Timur.
Pencanangan Hari Santri Nasional itu merupakan permintaan dari Ponpes Babussalam yang disampaikan oleh pimpinan ponpes KH Thoriq Darwis.
Menurut dia, kondisi santri di Indonesia saat ini harus diperjuangkan mengingat ponpes memegang peranan penting dalam pelaksanaan revolusi mental di Indonesia.
Pewarta: Edy Supriatna Sjafei
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014