Batam (ANTARA News) - Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan membentuk tim gabungan untuk menyelidiki kasus penembakan anggota TNI di Batam, Kepulauan Riau.
"Kami akan bentuk tim bersama TNI untuk mengusut ini. Agar tahu duduk permasalahannya seperti apa," Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau Brigjen Pol Arman Depari saat mengunjungi empat korban penembakan di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam, Senin.
"Yang salah, akan kami tindak secara tegas. Kami juga akan mengusut kemungkinan kesalahan penggunaan senjata," kata Arman, yang mengunjungi korban bersama Komandan Resor Militer (Danrem) 033 Wira Pratama Brigjen TNI Bujang Zuirman.
Arman mengatakan sejak awal kepolisian sudah bekerja bersama Danrem menangani masalah tersebut.
"Tinggal nanti ditindaklanjuti oleh seluruh anggota dan pihak terkait. Baik Satuan Brimob Polda Kepri dan Batalyon 134," kata Kapolda.
Empat anggota TNI menjadi korban penembakan di Depan Markas Brimob Kepolisian Daerah (Polda) Riau di Tembesi Batam.
Menurut Bujang, anggota TNI yang terluka karena tertembak adalah Prada Ari Sulistio, Pratu Eko, Pratu Eka Basri, Pratu Eko Saputro. "Mereka masih dirawat," kata dia.
Arman mengatakan kejadian itu berawal dari aksi Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kepulauan Riau menggerebek gudang solar yang berada tidak jauh dengan Markas Brimob.
Ia menekankan bahwa saat ini situasi sudah kondusif dan tidak ada kesalahpahaman antara TNI dan Polri.
"Kalau ada kesalahpahaman pasti bisa dibicarakan dan pasti ada solusinya. Saya kira tidak ada yang ini kami cakar-cakaran," katanya.
Bujang juga mengatakan bahwa TNI sudah menenangkan anggotanya. "Belajar dari kejadian-kejadian sebelumnya, kami sudah menenangkan anggota," katanya.
Pewarta: Larno
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014