Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada Senin dibuka melemah 8,25 poin atau 0,16 persen menjadi 5.219,32 mengikuti bursa saham di kawasan Asia.
Indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 2,06 poin (0,23 persen) ke level 888,58.
"Melemahnya bursa saham Asia menjadi salah satu sentimen negatif bagi indeks BEI. Pasar kembali mencermati isu-isu yang berkembang selama ini," kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah.
Ia mengemukakan bahwa beberapa data ekonomi eksternal, seperti harga rumah baru di Tiongkok pada Agustus 2014 yang turun dibanding bulan sebelumnya, menjadi salah satu sentimen negatif bagi rupiah.
Di sisi lain, lanjut dia, estimasi kenaikan suku bunga AS (Fed rate) untuk akhir tahun 2015 naik 25 bps menjadi 1,375 persen.
Ia mengatakan, meski ada indikasi Fed Rate baru naik tahun 2015, tetapi setiap kali isu itu muncul, pasar menjadi tertekan.
"Kekhawatiran kenaikan Fed rate itu mendorong investor asing menarik dananya dari bursa saham Indonesia selama beberapa waktu terakhir," katanya.
Sementara sentimen domestik, menurut dia berasal dari isu kenaikan harga bahan bakar minyak yang katanya akan dilakukan oleh pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla pada November 2014.
Ia mengatakan bahwa ada untung dan rugi dari rencana tersebut. Keuntungannya adalah kenaikan sekali dalam nominal besar diharapkan memberikan dampak negatif sekali saja, dan selanjutnya terjadi keseimbangan. Dampak negatifnya adalah laju antara lain inflasi jadi tinggi.
"Pada pekan ini potensi penguatan bursa Indonesia masih terbuka menuju ke level tertingginya. Namun kenaikan IHSG relatif mulai terbatas, yang dibatasi oleh faktor teknis," katanya.
Di bursa regional, indeks Bursa Hang Seng melemah 275,31 poin (0,75 persen) ke level 24.030,85, indeks Nikkei turun 96,31 poin (0,59 persen) ke level 16.225,07 dan Straits Times menguat 0,24 poin (0,01 persen) ke posisi 3.305,29.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014